Sejarah Dunia: Ketika Kereta Bayi Mengalahkan Tank Baja Polandia

By Utomo Priyambodo, Selasa, 12 Oktober 2021 | 17:00 WIB
(The Institute of National Remembrance )

Maka, pemerintah pun mempercepat waktu pemberlakukan jam malam, dari yang awalnya mulai pukul 10 malam menjadi mulai jam 7 malam. Mereka pikir aturan baru ini akan membuat warga Swidnik tetap berada di dalam rumah mereka pada saat siara berita resmi yang dimulai pukul 7.30 malam itu. Keluar rumah pada saat itu berarti ditangkap atau ditembak.

Warga Swidnik menanggapi larang baru itu justru dengan keluar rumah awal. Mereka mulai memenuhi jalan-jalan pada pukul 5 sore, yakni saat siaran berita resmi petang hari!

Kegiatan ini baru memperlihatkan berapa banyak warga Polandia yang tidak mendengarkan siaran pemerintah. Namun di sisi lain, berapa banyak para pendengar siaran yang menentang pemerintah?

Para penyiar Radio Solidaritas kemudian memiliki percobaan unik untuk mengetahui hal tersebut. Mereka meminta warga mengedap-kedipkan lampu rumah pada saat-saat tertentu jika sedang mendengarkan siaran Radio Solidaritas.

Baca Juga: Gerakan Partai Komunis Palestina, Perlawanan Zionis dan Lika-Likunya

Salah seorang pembangkang, Konstanty Gebert, mengisahkan bahwa waktu itu ia keluar rumah menyusuri satu jalan di ibukota Warsawa, tepat saat siaran Radio Solidaritas mulai mengudara. Ia menyaksikan lampu dalam satu apartemen di lantai bawah gedung mulai berkedap-kedip. Ketika ia kembali lagi ke rumah menyusuri jalan yang sama, lampu-lampu seluruh apartemen di gedung itu sudah berkedap-kedip semuanya. Dia membalikkan badan menengok ke arah dari mana dia tadi datang, dan tampaklah lampu berkedap-kedip di seluruh jajaran gedung di sepanjang jalan tersebut.

Laporan berita menyebutkan bahwa lampu berkeda-kedip di seluruh kota malam itu. Gebert bilang, "Anda tidak bisa membayangkan macam apa perasaan kemenangan saat itu."

Kegiatan mengedap-kedipkan lampu ini dibiarkan oleh pemerintah. Sebab, bagi mereka, menangkap seluruh penduduk ibukota Warsawa adalah jelas sesuatu yang muskil.

Pada tahun 1984, para pendukung Solidaritas berhasil menyabotase siaran berita resmi pemerintah. Penyabotan itu bisa dilihat dalam film dokumenter tahun 2006 garapan Grzegorz Linkowski, Stroll with the Television News (Menggelandang Berita-Berita Telvisi). Para pemirsa televisi Polandia tiba-tiba mendengar, "Inilah siaran televisi Radio Solidaritas. Selamat petang para pemirsa..."