3. Kapibara
Gagasan tentang hewan pengerat yang punya berat lebih dari 100 pon atau 45 kilogram mungkin terdengar seperti sesuatu yang keluar dari film horor. Tapi hewan besar dari anggota ordo Rodentia yang satu ini adalah sesuatu yang nyata.
Kapibara adalah hewan pengerat terbesar di dunia. Tidak seperti tikus pada umumnya.
Makhluk raksasa namun lembut ini sangat ramah, manis, dan penyayang di sekitar sesama kapibara dan hewan lainnya. Baik saat di alam liar atau saat mereka dipelihara sebagai hewan peliharaan.
Berasal dari Amerika Selatan, kapibara adalah herbivora semi-akuatik. Mereka hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri dari sekitar 10 individa.
Baca Juga: Invasi Tikus Mengambil Alih Pulau di Polinesia, Pelestari Bersiasat
Beberapa ratus tahun yang lalu, Gereja Katolik mengklasifikasikan kapibara sebagai ikan (sebenarnya kapibara adalah mamalia), karena mereka hidup di air dan memiliki kaki berselaput. Motivasi untuk klasifikasi ini adalah agar mereka bisa dimakan selama Prapaskah.
Kapibara telah beradaptasi untuk tinggal di dekat manusia, dan bahkan hidup berdampingan dengan orang-orang di lingkungan perumahan. Sayangnya, hewan damai ini juga diburu oleh sebagian manusia untuk diambil dagingnya. Selain itu, kapibara muda sering menjadi mangsa beberapa predator lain seperti ular dan buaya.
4. Trenggiling
Kebanyakan orang belum pernah mendengar atau melihat trenggiling sebelum COVID-19. Hewan ini telah di Asia dan Afrika, tapi seluruh dunia kemudian menjadi akrab dengan mamalia ini ketika disebut-sebut sebagai kemungkinan sumber penularan COVID dari hewan ke manusia.
Meskipun trenggiling terlihat mirip dengan anteater atau armadillo, satu-satunya mamalia bersisik di dunia ini sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan beruang, kucing, dan anjing.
Baca Juga: Peneliti: Trenggiling Mungkin Berperan dalam Penyebaran Virus Corona
Sebagai bagian penting dari ekosistem, trenggiling unggul dalam pengendalian hama dengan memberi makan hingga 70 juta serangga setiap tahun. Ironisnya, meskipun trenggiling tidak dikenal secara luas, trenggiling adalah hewan yang paling banyak diburu dan diperdagangkan di dunia, dengan hingga 200.000 trenggiling dimakan setiap tahunnya.
Di antara sekolah-sekolah pengobatan tradisional tertentu, terutama di Tiongkok, telah lama dipercaya bahwa konsumsi daging dan sisik trenggiling memberikan manfaat pengobatan dan seksual. Dalam upaya untuk mengurangi perdagangan, Pemerintah Tiongkok telah menghapus sisik trenggiling dari daftar pengobatan tradisional di Farmakope Pengobatan China.
Trenggiling telah ada selama 80 juta tahun dan sekarang dalam bahaya kepunahan.
5. Cumi-cumi Raksasa
Kita semua tentu pernah mendengar tentang gurita dan cumi-cumi. Namun banyak orang tidak tahu tentang cumi-cumi raksasa. Dengan mata sebesar piring makan, hewan raksasa ini hidup di kedalaman laut lebih dari 91 meter di Atlantik Utara dan Pasifik Utara.
Cephalopoda terbesar yang berasal dari 500 juta tahun yang lalu ini dapat tumbuh mencapai 9,1 meter dalam waktu singkat. Cumi-cumi raksasa terbesar yang kita ketahui memiliki panjang hampir 13 meter dan beratnya hampir satu ton.
Baca Juga: Begitu Mengharukan, Cumi-cumi Jantan Memilih Sarang untuk Pasangan
Dengan umur hanya mencapai 5 tahun, kemampuan cumi-cumi raksasa untuk tumbuh pada tingkat yang mengesankan menunjukkan persediaan makanan yang cukup dan kurangnya predator yang mengancam mereka. Sampai sekitar sepuluh tahun yang lalu, pengetahuan kita terkait spesies ini dicapat dari cumi-cumi raksasa yang mati mengambang yang ditemukan oleh nelayan.
Kemudian pada tahun 2012, para ilmuwan Jepang yang bekerja dengan saluran Discovery memfilmkan cumi-cumi raksasa hidup di lingkungan alaminya untuk pertama kalinya. Mengenai bagaimana mereka berkembang biak, para ilmuwan telah mengembangkan teori tentang kebiasaan kawin cumi-cumi raksasa, tetapi tidak sepenuhnya yakin. Namun, diyakini bahwa cumi-cumi raksasa kawin hanya sekali dalam hidupnya.
Baca Juga: Bahan Pakaian dari Tentakel Cumi Dapat Mengurangi Polusi Plastik