Ketika Gempa Membuat Panik Warga Sulawesi Utara dan Maluku Utara

By , Minggu, 16 November 2014 | 12:35 WIB

Warga Paniki, Mapanget, Manado, Fahmi yang saat gempa tengah mengendarai mobil menjemput anak dari sekolah mengaku saat gempa, anaknya mengira ban mobil kempes.

"Anak saya bilang, 'Pak ini bannya kempes, mobilnya goyang'," kata Fahmi menirukan ucapan sang anak yang baru saja dijemput di sekolahnya itu.

Fahmi pun mengaku langsung menghentikan mobilnya. Dan ketika melihat banyak orang di jalan, dia pun bertanya. Sebab dia menyangka banyak orang di jalan karena ada kebakaran.

"Tanah goyang Pak, gempa," kata Fahmi menirukan jawaban warga.

Senada diungkapkan warga Kilu Permai, Mapanget, Manado, Regina yang saat mengendarai mobil seperti merasakan ban mobilnya kempes.

"Tapi kalau kempes kok keempat-empatnya. Goyangannya kencang sekali," kata Regina yang bersyukur bisa selamat sampai rumah.

!break!

Peringatan tsunami berakhir

Tak berapa lama usai gempa, peringatan tsunami pun disampaikan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Peringatan yang sama disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho bahwa ada 15 daerah yang berstatus siaga maupun waspada tsunami akibat gempa tersebut.

Sutopo meminta agar pemerintah daerah yang berstatus siaga tsunami itu memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi.

Adapun daerah yang berstatus waspada diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai. Daerah-daerah itu antara lain, Halmahera, Maluku (Siaga), Halmahera Utara, Maluku Utara (Siaga), Kepulauan Sula dan Maluku Utara (Siaga).

Kemudian di Sulawesi Utara yang berstatus Siaga adalah Bolaangmongondow bagian Selatan, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, Minahasa bagian Selatan, Minahasa Selatan bagian Selatan, Minahasa Utara bagian Selatan dan Minahasa Utara bagian Utara.