Manuskrip Berusia 500 Tahun Ungkap Kultus Keagamaan Abad Pertengahan

By Utomo Priyambodo, Jumat, 29 Oktober 2021 | 11:00 WIB
Manuskrip kuno berupa gulungan doa yang berusia 500 tahun. Isinya berupa lembaran-lembaran kulit sapi berisi teks dan gambar yang disatukan. (Gail Turner)

John dari Chalcedon atau John Underwood adalah seorang pendukung setia gereja Katolik Roma. Ia kemudian menjadi uskup pembantu di Norfolk pada tahun 1505 dan kemudian kehilangan posisinya pada tahun 1535.

Hubungan lebih lanjut antara gulungan itu dengan Rood dan John Underwood dapat dilihat melalui gambaran lima luka yang diterima Kristus selama penyalibannya, menurut laporan studi tersebut. Gambar simbol lima luka itu ada di dalam gulungan doa tersebut.

Simbol yang mewakili lima luka itu juga digambarkan di makam Underwood di Norwich, meskipun tidak umum ditemukan di gereja-gereja Norfolk. Selain itu, lima luka itu menjadi pusat dari pesta renungan utama Biara Bromholm ketika para peziarah datang untuk memuliakan Rood.

Baca Juga: Prajurit Berpedang Abad Pertengahan Ditemukan di Dasar Danau Lituania

Gambar "TIga Paku' yang setiap ujungnya berwarna merah, seolah-olah dengan darah, dan dicat dengan latar belakang 'bukit' hijau, mungkin Golgota. Gulungan doa Bromholm, tinta, perak dan emas di atas perkamen. (Koleksi Gail Turner)

Menurut Turner, pemilik asli gulungan itu kemungkinan adalah 'pemuja yang taat' yang akrab dengan pesta Bromholm. Menurut gagasan Turner yang lebih spesifik, pemilik gulungan doa itu bisa jadi adalah seorang pelindung biara, anggota keluarga Paston setempat, atau teman John Underwood.

Hari ini, Biara Bromholm berdiri di reruntuhan di lapangan dekat desa Bacton di Norfolk, Inggris. Mengenai nasib Rood of Bromholm, penelitian Turner ini menunjukkan bahwa salib besar itu telah dibawa ke London. Jejak terakhir mengenai nasib salib besar itu ada dalam surat yang ditulis oleh Sir Richard Southwell, seorang punggawa dari Norfolk, kepada Thomas Cromwell pada tahun 1537.

Setelah itu, jejak salib besar itu tampak menjadi kabur, kata Turner. Ia menduga salib besar itu telah dihancurkan di London bersama banyak peninggalan lainnya, meskipun sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan keberadaan ataupun kehancuran benda sakral tersebut.