Nationalgeographic.co.id—Kesenyapan laboratorium tua warisan Melchior Treub mendadak lenyap. Di bawah naungan lengkung portiknya, sejumlah lelaki berjajar di tangga teras. Seragam mereka berwarna zaitun terang berikut dengan kepangkatan militer. Sebagian bertopi bundar anyaman bambu, sebagian lagi bertopi pet atau veldmuts. Laboratorium tua itu menjumpai pemandangan masa silamnya yang hilang.
Sejenak mereka berdiri mematung. Sesi pemotretan baru saja bermula, dan sejarah tercipta.
Mereka adalah para pegiat reka ulang sejarah (reenactors) di Komunitas Bangor. Penampilan mereka mengingatkan kita pada serdadu-serdadu Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL)—Angkatan Perang Hindia Belanda. Ada yang berpangkat perwira, ada pula yang serdadu rendahan.
Begandering ini mengambil tajuk 'KNIL Vakantie' yang memanfaatkan bentang dan tengara Kebun Raya Bogor. Sufiyanto Adisoerjo, salah satu pendiri Komunitas Bangor dan desainer grafis, mengungkapkan bahwa reka ulang ini menekankan latar cerita sisi humanis dari prajurit. "Waktu pelesir—tak melulu angkat senjata," ujarnya.