Reka Ulang 'KNIL Vakantie': Menekuri Raut Sejarah dari Sisi Berbeda

By Mahandis Yoanata Thamrin, Jumat, 5 November 2021 | 18:37 WIB
Memaknai sejarah KNIL dari sisi yang berbeda melalui kegiatan komunitas reka ulang. Metode pembelajaran sejarah kadang hanya melihat peristiwa sejarah dari satu sisi. Komunitas sejarah dan pegiat sejarah reka ulang mencoba menyajikan raut muka sejarah dari sisi yang berbeda. (Egar)

Dia banyak menemukan informasi tentang serdadu KNIL yang sedang beraktivitas di luar penugasan atau kisah sisi lain kehidupan mereka sebelum jatuhnya Hindia Belanda. Sejauh ini dia menghimpun informasi dari sebuah grup reka ulang sejarah KNIL di Belanda. "Kita melakukan korespondensi, terutama terkait bahasa-bahasa militer dan referensi yang lebih detail."

Di Indonesia terdapat beberapa komunitas pereka ulang sejarah. Tampaknya, Komunitas Bangor telah menginisiasi gelaran reka ulang sejarah KNIL 1930-an yang pertama. Mereka menggunakan jargon "KNIL XII e Bataljon Batavia" sebagai penanda kegiatan reka ulang sejarah ini. "Batalyon itu ada, namun minim referensi," ujar Sufiyanto. "Batavia XII masih berupa puzzle."

Dia melanjutkan bahwa KNIL XII e Bataljon Batavia sejatinya merujuk kepada markas KNIL di Meester Cornelis—kini kompleks militer di Jatinegara. Sufiyanto mengatakan bahwa batalyon ini binasa dalam waktu singkat dalam pertempuran Banten saat menghadang kedatangan invasi Jepang. Menurut penelusurannya, Harterink sebagai komandan batalyon berhasil ditangkap oleh Jepang. Sempat kabur, namun kembali ditangkap warga dan diserahkan kembali kepada pihak Jepang. Tragisnya, Harterink dieksekusi di Birma.

Baca Juga: Pesawat Celaka, Sang Panglima KNIL dan Warga Tewas Bersama di Kemayoran

'KNIL Vakantie' berpose di bawah portik Neo-klasik Treub Laboratorium. Nama itu untuk menghormat Melchior Treub, ahli botani dan direktur 's Lands Plantentuin te Buitenzorg—kini Kebun Raya Bogor—pada periode 1880-1910. (Agus Sutedja)

KNIL XII e Bataljon Infanterie dengan simbol terompet. Batalyon ini pernah bermarkas di Meester Cornelis, Batavia. Binasa ketika invasi Jepang ke Jawa. (Mahandis Yoanata/National Geographic Indonesia)

Belanda memiliki riwayat bertempur dalam memadamkan Perang Padri dan Perang Jawa yang melelahkan, bahkan berdarah-darah. Kas Hindia Belanda nyaris bangkrut. Inilah yang menjadi pemicu kebutuhan penyediaan organisasi militer yang baru dan lebih tertata di Tanah Hindia.

Jean Rocher dan Iwan Santosa dalam buku bertajuk KNIL Perang Kolonial di Nusantara dalam Catatan Prancis, mengisahkan awal mula pembentukan KNIL. Pada akhir 1830, Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch—menjabat 1830-1834—menginisiasi pembentukan Oost-Indische Leger (Tentara India Timur), sebuah organisasi militer baru di Hindia Belanda. Kemudian, Raja Willem I menambahkan julukan "Koninklijk" pada 1836. Serdadu KNIL bukan hanya berasal dari Belanda, tetapi juga negara-negara Eropa lainnya. Bahkan, KNIL juga merekrut pribumi dari penjuru Nusantara untuk bekerja demi kemuliaan Tanah Hindia.

KNIL berkiprah selama lebih dari seratus tahun. Kita mengenal KNIL sebagai serdadu yang menumpas pemberontakan orang-orang di penjuru Nusantara. Apabila polisi tidak kuasa mengatasi semua musuh bersenjata, maka KNIL akan bertugas untuk memberangusnya.

Baca Juga: Menelusuri Permulaan dan Pergeseran Makna dari Istilah Jongos