Kisah Warga Mosul Di Bawah Tekanan ISIS

By , Rabu, 10 Juni 2015 | 17:20 WIB

“Saya menggambil kertas gambarnya dan merobeknya. Dia takut, lari ke ibu dan menangis. Saya memperingatkannya apabila dia menggambar bendera itu lagi atau menyanyikan lagu mereka, saya akan menguncinya di rumah, melarangnya bertemu teman dan berhenti berbicara kepadanya.”

“Kami langsung mengeluarkannya dari sekolah, karena kami lebih memilih dia tidak belajar sama sekali daripada belajar material propaganda IS.”

“Saya mengambil kesimpulan bahwa tujuan organisasi ini adalah menanam benih-benih kekerasan, kebencian dan sektarianisme di benak anak-anak.”

!break!

6. Taktik dan logistik IS

Para militan juga tampak membawa persenjataan berat – beberapa yang disita dari militer Irak – dan membalas serangan dengan tembakan anti-pesawat.

Zaid: “ISIS tahu militer Irak akan mencoba mengambil kembali Mosul, jadi mereka mengantisipasi. Mereka menghancurkan kota ini dengan menggali terowongan, membangun barikade, menanam ranjau dan bom, serta memenuhi kota dengan penembak jitu, sehingga sangat sulit bagi militer.”

“Walau begitu, bila pemerintah Irak bisa merebut kembali wilayah Niniwe dan Mosul, saya akan sangat bahagia. Saya harap mereka yang mengungsi bisa kembali agar kita bisa bekerja sama membangun Irak yang aman dan kokoh. ISIS adalah musuh kemanusiaan."

“Tentu saya khawatir bagaimana cara militer mengambil kembali kota ini. Saya rasa tindakan yang dilakukan di Tikrit oleh kelompok militer relawan pro-pemerintah yang kebanyakan merupakan milisi Syiah akan terjadi di Niniwe dan Mosul, dan situasi akan kembali normal.”

“Pemerintah harus mempersenjatai warga lokal agar mereka bisa melindungi kota mereka. Dengan bantuan Tuhan, kita akan mengalahkan ISIS.”

Catatan: nama-nama telah diganti untuk melindungi identitas warga.