Kisah Warga Mosul Di Bawah Tekanan ISIS

By , Rabu, 10 Juni 2015 | 17:20 WIB

Video yang direkam secara sembunyi-sembunyi oleh wartawan BBC, Ghadi Sary, menunjukkan bagaimana ISIS menguasai sudut-sudut kota yang direbut setahun lalu dari militer Irak.

Namun, ISIS tidak hanya menguasai kota secara fisik, tapi juga mengendalikan ideologi penduduknya. Dalam berbagai wawancara, sejumlah penduduk kota mengatakan mereka hidup dalam ketakutan dihukum karena tidak mengikuti cara hidup ISIS yang meledakkan masjid-masjid dan menelantarkan gedung-gedung sekolah.

1. Mengontrol perempuan

Cara berpakaian kaum perempuan di Mosul diatur sangat ketat oleh ISIS. (AP/BBC)

Video-video yang direkam selama beberapa bulan tahun lalu mengungkapkan realitas hidup di bawah kendali ISIS. Beberapa video menunjukkan bagaimana ISIS mengatur cara berpakaian kaum perempuan.

Hanaa: “ISIS sangat ketat mengatur cara berpakaian untuk perempuan. Kita harus benar-benar menutupi diri dengan kain hitam dari kepala hingga kaki.

“Suatu hari saya sedang bosan di rumah dan meminta suami saya untuk membawa saya keluar, walaupun saya harus memakai jilbab dengan jubah panjang yang menutupi rambut, leher dan pundak, namun tidak menutupi muka. Sebelumnya, saya tidak pernah meninggalkan rumah sejak wilayah ini direbut oleh IS. Ketika sedang bersiap-siap, suami saya menyuruhku memakai niqab [cadar muka].”

“Kami pergi ke restoran di tepi sungai yang dulu sering kami kunjungi. Ketika kami duduk, suami saya mengatakan saya boleh membuka cadar karena tidak ada anggota ISIS dan tempat itu adalah restoran keluarga.”

“Saya membuka cadar itu. Namun kemudian, pemilik restoran mendatangi kami dan memohon agar saya menutupi muka lagi karena para anggota ISIS sering melakukan kunjungan razia mendadak dan dia akan dicambuk bila mereka mendapati saya tanpa cadar.”

“Kami mendengar cerita para suami yang dicambuk karena istri mereka tidak memakai sarung tangan. Mereka yang melawan akan dipukuli dan dipermalukan.”

“Kami mematuhi permintaan pemilik restoran. Saya mulai berpikir betapa buruknya kondisi negara ini sekarang.”

!break!

2. Penindasan minoritas

Tulisan di atas berarti "properti milik ISIS", yang disemprotkan di atas tembok dan pagar rumah warga Kristen. (BBC)

Rekaman video itu menunjukkan bagaimana rumah-rumah milik warga etnis dan agama minoritas di Mosul dirampas oleh anggota ISIS. Banyak daerah perumahan yang dulu ditempati oleh kaum minoritas sekarang terlihat kosong.

Mariam, seorang ginekolog yang beragama Kristen: “Saya dikenal gemar membaca dan memiliki koleksi buku yang sangat besar. Koleksi buku saya makin bertambah karena teman-teman dan keluarga yang meninggalkan Irak memberikan saya buku-buku mereka. Mereka tahu saya tidak akan pergi dan akan menjaga semua buku itu.”

“Saya diancam dan dilecehkan oleh para ekstremis Sunni sebelum kejatuhan Mosul, tapi saya tetap membantu perempuan dari berbagai agama dan sekte. Saya tidak pernah membeda-bedakan pasien karena saya percaya semua orang berhak mendapatkan perawatan yang sama.”

“Namun, saya akhirnya harus meninggalkan Mosul. Saya berhasil minggat tanpa bahaya, namun sebagian jiwa saya masih berada di sana--di rumah saya, dengan koleksi buku-buku.

“Setelah pindah ke Irbil [di wilayah Kurdistan di Irak] saya menerima berita buruk, kelompok ISIS telah menyita rumah saya dan menandainya dengan huruf ‘N’ [kependekan untuk Nasrani]. Saya langsung menelepon teman-teman di Mosul dan memohon mereka untuk menyelamatkan buku-buku saya.

“Namun sudah telat. Mereka mengatakan bahwa perpustakaan saya telah dilempar ke jalanan. Untungnya beberapa tetangga dapat menyelamatkan sejumlah buku yang tersembunyi."

!break!

3. Intimidasi, hukuman dan siksaan

ISIS kerap meledakkan masjid dan sejumlah tempat suci lainnya. (BBC)

Rekaman video juga menunjukkan penghancuran masjid dan tempat-tempat suci. Penduduk menceritakan hukuman bagi siapa saja yang melanggar hukum Islam menurut interpretasi IS yang diberlakukan di seluruh ‘kekhalifahan’ setelah menguasai Mosul.

Zaid: “Setelah ISIS merampas Mosul, mereka menetapkan ‘Hukum Khalifah’. Hukuman minimal adalah cambukan, yang diberikan kepada mereka yang tertangkap merokok.”

“Pencurian dihukum dengan amputasi tangan, pelaku perzinahan akan dilempar dari atas gedung bila pria dan akan dirajam hingga mati bila perempuan. Semua hukuman itu dilakukan depan umum untuk mengintimidasi warga lain yang dipaksa menyaksikan.” 

“Saya kenal sejumlah orang yang telah ditangkap ISIS, beberapa adalah keluarga saya. Mereka dibunuh karena bekerja untuk badan keamanan. Yang lain dilepaskan. Mereka menceritakan kisah-kisah mengenai kekejaman yang dilakukan ISIS di penjara-penjaranya.”

“Banyak yang sudah dilepaskan menolak untuk bercerita. Mereka bungkam, karena takut ditangkap lagi.”

Fouad: “Saya ditangkap oleh ISIS. Mereka datang ke rumah mencari adik saya. Ketika tidak menemukannya, mereka memutuskan untuk menahan saya saja.”

“Di penjara, saya disiksa. Pria yang menyiksa saya tidak berhenti sebelum dia lelah. Dia tampak tegang dan tidak mendengarkan apapun yang dikatakan para tahanan. Dia mencambuk saya dengan kabel listrik dan menyiksa saya secara psikologis.”

“Ketika adik saya menyerahkan diri, mereka menemukan tuduhan terhadapnya semua palsu namun saya tetap ditahan di penjara hingga mereka memutuskan saya boleh keluar.”

“Mereka mencambuk saya dengan sangat keras, tanda-tanda kabel itu masih terlihat di punggung saya.”

!break!

4. Gangguan terhadap kehidupan sehari-hari

Sebagian dari gaji penduduk diambil paksa oleh ISIS dengan tujuan pembangunan kota. (BBC)

Hidup para penduduk Mosul telah berubah 180 derajat. Rekaman video menunjukkan pasokan bensin yang kurang, polusi yang menyebar, pembangunan yang terhenti dan sejumlah sekolah yang tutup.

Hisham: “Kehidupan sehari-hari sungguh berubah. Mereka yang dalam militer dan buruh harian tidak lagi mendapat penghasilan karena tidak ada pekerjaan untuk mereka. Warga yang kaya harus menggunakan uang tabungan, mereka yang bergantung pada gaji hidup pas-pasan, tapi mereka yang miskin sudah pasrah.”

“Saya kehilangan pekerjaan saya dan terpaksa harus meninggalkan sekolah. Seperti semua orang, saya tidak mendapatkan hak asasi. Menurut ISIS, semua adalah haram dan saya hanya duduk di rumah seharian. Bahkan aktivitas rekreasi yang sederhana seperti piknik saja dilarang di Mosul, dengan alasan bahwa itu menyia-nyiakan waktu dan uang.

“ISIS mengambil seperempat dari gaji semua orang sebagai sumbangan untuk pembangunan kota. Warga tidak bisa menolak karena akan dihukum berat. Kelompok ISIS mengendalikan semuanya. Mereka memungut uang sewa dan rumah sakit dikhususkan bagi anggota ISIS.”

“Mereka juga mengganti imam masjid dengan orang yang pro-IS. Banyak dari kami berhenti ke masjid karena mereka yang datang diharuskan mengucapkan sumpah kesetiaan dan kami benci itu.”

“Sementara itu, adik saya dicambuk 20 kali karena dia tidak menutup toko pada waktu salat – mereka menggunakan kekerasan untuk memaksakan agama!”

!break!

5. Indoktrinasi dan pengawasan

Propaganda disebarkan di jalanan-jalanan kota. Doktrin kekerasan, kebencian dan sektarianisme diberikan ke anak-anak kecil. (BBC)

Rekaman video juga menunjukkan bagaimana para anggota ISIS menggunakan teknik yang canggih untuk mengontrol warga setempat dan menyebarkan agenda mereka.

Mahmoud: “Adik saya yang berusia 12 tahun tetap di sekolah walaupun jatuh ke tangan ISIS. Kami berpikir, karena tidak ada pilihan lain, setidaknya dia bisa menempuh pendidikan. Daripada tidak sama sekali.”

“Tapi suatu hari saya pulang dan menemukan adik saya menggambar bendera ISIS dan menyanyikan lagu mereka. Saya meneriakinya seperti orang gila.”

“Saya menggambil kertas gambarnya dan merobeknya. Dia takut, lari ke ibu dan menangis. Saya memperingatkannya apabila dia menggambar bendera itu lagi atau menyanyikan lagu mereka, saya akan menguncinya di rumah, melarangnya bertemu teman dan berhenti berbicara kepadanya.”

“Kami langsung mengeluarkannya dari sekolah, karena kami lebih memilih dia tidak belajar sama sekali daripada belajar material propaganda IS.”

“Saya mengambil kesimpulan bahwa tujuan organisasi ini adalah menanam benih-benih kekerasan, kebencian dan sektarianisme di benak anak-anak.”

!break!

6. Taktik dan logistik IS

Para militan juga tampak membawa persenjataan berat – beberapa yang disita dari militer Irak – dan membalas serangan dengan tembakan anti-pesawat.

Zaid: “ISIS tahu militer Irak akan mencoba mengambil kembali Mosul, jadi mereka mengantisipasi. Mereka menghancurkan kota ini dengan menggali terowongan, membangun barikade, menanam ranjau dan bom, serta memenuhi kota dengan penembak jitu, sehingga sangat sulit bagi militer.”

“Walau begitu, bila pemerintah Irak bisa merebut kembali wilayah Niniwe dan Mosul, saya akan sangat bahagia. Saya harap mereka yang mengungsi bisa kembali agar kita bisa bekerja sama membangun Irak yang aman dan kokoh. ISIS adalah musuh kemanusiaan."

“Tentu saya khawatir bagaimana cara militer mengambil kembali kota ini. Saya rasa tindakan yang dilakukan di Tikrit oleh kelompok militer relawan pro-pemerintah yang kebanyakan merupakan milisi Syiah akan terjadi di Niniwe dan Mosul, dan situasi akan kembali normal.”

“Pemerintah harus mempersenjatai warga lokal agar mereka bisa melindungi kota mereka. Dengan bantuan Tuhan, kita akan mengalahkan ISIS.”

Catatan: nama-nama telah diganti untuk melindungi identitas warga.