Akhir Masa Surel: Perusahaan yang Melarang <i>Email</i>

By , Senin, 15 Juni 2015 | 21:20 WIB

Tetapi jika kita tidak memiliki strategi kuat dan cepat untuk menanganinya, maka ini artinya "omong kosong belaka". 

Bagi McBride, peristiwa yang mengubah semua ini, adalah ketika ia menyadari ia menjadi memiliki kebiasaan untuk mengunci pintu mobil saat masuk ke tempat parkir di rumahnya pada sore hari untuk meneruskan bekerja, sementara keempat orang anaknya mengetuk-ngetuk jendela mobil. 

"Saya tidak tahu apakah saya berusaha menjaga batasan-batasan pribadi saya," katanya. 

"Dari kedua pihak memang ada pengorbanan, tetapi saya memang ingin keluarga saya yang didahulukan." 

McBride kemudian mendekati tim kepemimpinan senior Van Meter dan menyarankan agar mereka berhenti mengirim email internal dan menelepon pada akhir pekan serta sesudah pukul 17.00 dan sebelum pukul 07.00 pada hari kerja. 

McBride mengatakan kebijakan ini adalah untuk lebih menghormati waktu orang lain, bukannya hanya tentang email saja. Biasanya ketika orang mendengar suara ping di kotak masuk mereka, bahkan di luar jam kerja pun, mereka merasa wajib memeriksa email untuk melihat apakah penting. 

"Di tempat kerja saya sebelumnya, sejumlah orang menganggapnya sebagai kebanggaan bahwa mereka mengirimkan email pada tengah malam," katanya."Ketika saya memikirkan lagi hal itu, itu memalukan." 

Seiring waktu, kebijakan ini mulai berpengaruh dan menjadi bagian rencana pengembangan karyawan. Kini perusahaan bahkan mematikan email karyawan saat karyawan berlibur. 

McBride mengatakan ia dan karyawan lainnya masih bekerja pada malam hari, tetapi jika ada orang yang harus menulis email maka orang itu tidak boleh mengirimkannya sampai keesokan harinya, kecuali jika untuk menanggapi masalah klien atau penting dalam hal waktu. 

(Thinkstockphotos)

Ketika ia menerima email tidak penting setelah jam kerja, McBride berbicara langsung dengan pengirimnya keesokan harinya. 

"Tidak ada yang bermasalah," katanya. "Hal ini sudah terjalin erat dalam budaya kami."