Akhir Masa Surel: Perusahaan yang Melarang <i>Email</i>

By , Senin, 15 Juni 2015 | 21:20 WIB
!break!

Mengubah haluan 

Dari apa yang dipelajari Burges selama eksperimennya satu tahun adalah untuk bisa berhasil mengabaikan email, perusahaan harus menemukan cara alternatif untuk berkomunikasi dan bekerja sama. 

Ketika ia pertama berusaha tidak memiliki email di tahun 2012, ia tidak berhasil melakukannya, karena teknologi kerja sama lainnya seperti Slack, aplikasi pengiriman pesan kantor, belum dikembangkan. 

"Saat itu saya pikir tidak mungkin untuk menciptakan dunia yang bebas email, " katanya. "Kini alat komunikasi sudah berkembang untuk berfungsi lebih baik daripada email." 

Melarang penggunaan email sebagai langkah pertama tidaklah sulit, kata Lee Mallon, pendiri Rarely Impossible, sebuah perusahaan TI yang berbasis di Bournemouth, Inggris. 

Ia membuat keputusan setelah mendengar Burge berbicara bulan September lalu. "Saya biasanya memeriksa telepon saya 150 kali per hari," kata Mallon. 

Email sudah menjadi "pengalih perhatian yang terlalu besar dan terus-terusan mengganggu". 

Ketika suatu hari di akhir tahun 2014 ia datang dan mengumumkan keputusan tidak menggunakan email tanpa peringatan sebelumnya, para karyawannya merasa lega, katanya. 

Mallon mengatakan kepada para karyawannya bahwa siapa pun yang melanggar larangan ini harus bekerja di sebuah meja kosong yang mereka namai "kursi untuk anak nakal". 

Ia satu-satunya orang yang pernah duduk di sana, kebanyakan karena mengirimkan email dari klien kepada anggota timnya. 

Mallon mengatakan tantangan terbesar dalam membuang email adalah memindahkan ke alat komunikasi lainnya yang melakukan pekerjaan lebih baik dalam hal memberikan tugas atau berbagi dokumen. 

"Sebelumnya, email merupakan gudang untuk semua komunikasi dan juga interaksi dengan klien dan menyimpan dokumen," kata Mallon. "Sekarang kami menggunakan sekitar empat produk berbeda untuk memasukkan hal-hal dalam bentuk yang relevan." 

Oleh karena kantornya kecil, masalah paling darurat yang biasanya muncul lewat email kini ditangani langsung oleh seseorang atau melalui telepon atau teks.Para karyawan menggunakan Skype, Dropbox dan Slack untuk selalu menjaga proyek mereka dan untuk berbagi informasi. 

"Tim saya berkomunikasi lebih baik," kata Mallon, yang memperkirakan mereka menghemat sekitar 20% waktu kerja dengan membuang email. "Kini masalah langsung ditangani." 

Burge yakin dunia yang bebas email masih jauh. 

"Saya masih menggunakan email setiap hari karena saya belum berhasil mengubah cara berpikir tujuh miliar orang di planet ini," kata Burge. 

"Sebelum saya berhasil mengubah semua orang untuk melakukannya, saya masih harus mengirim email."