Delapan Binatang Raksasa yang Hampir Mustahil ditemukan

By , Senin, 17 Agustus 2015 | 10:30 WIB

Kupu-kupu jantan terlihat spektakuler dengan torehan warna biru-hijau dan hitam di sayap serta warna kuning cerah di badannya. Sementara yang betina, warnanya lebih teduh dengan aksen krem. Namun, yang betina memiliki ukuran tiga kali lebih besar dari jantan. Ukuran sayapnya bisa mencapai 30 sentimeter.

Kupu-kupu sayap burung Ratu Alexandra (Ornithoptera alexandrae) (Bristol City Museum/Nature Picture Library)

Setelah ditemukan pada 1906, kupu-kupu ini dihargai sangat mahal oleh para kolektor sehingga perburuannya menjadi-jadi.

Kupu-kupu ini bisa terbang cepat dan sulit ditangkap sehingga para pemburu menggunakan senapan yang berisi garam untuk mendapatkannya.

Pada 1966 dibuatlah aturan untuk melindungi kupu-kupu ini, tetapi praktik perburuan ilegal dan perusakan habitat akibat industri kelapa sawit dan penebangan pohon telah secara dramatis membuat populasinya berkurang.

7. Isopod raksasa (Bathynomus giganteus)

Bayangkan ada spesies krustasea yang bisa tumbuh lebih panjang dari seekor kucing – dengan panjang 75cm dan berat 1,7kg.

Mungkin Anda tidak percaya, tetapi mahkluk itu ada, itulah isopod -sejenis kelabang- raksasa.

Isopod raksasa (Bathynomus giganteus) (Visuals Unlimited/NPL)

Isopod masuk dalam kategori krustasea, dan masih berkerabat dengan udang dan kepiting. Dia hidup di bawah laut dan ukuran sebesar itu memang tidak lazim.

Isopod raksasa ini memiliki eksoskeleton dan kemampuan untuk menggulung seperti bola untuk pertahanan. Mereka memiliki tujuh pasang kaki, dua antena sensitif, dan mata majemuk yang besar.

Di perairan dingin di lepas pantai AS, mereka hidup di dasar laut dan memakan bangkai ikan, paus, dan cumi-cumi.

Makanan adalah barang langka ketika Anda hidup di kedalaman 2.000 meter di bawah permukaan laut, sehingga jika mereka menemukan makanan, mereka cenderung agresif.

8. Burung hantu pemakan ikan Blakiston (Bubo blakistoni)

Ada perdebatan tentang burung hantu mana yang bisa dinobatkan menjadi yang terbesar, tetapi burung hantu pemakan ikan Blakiston bisa menjadi kontestan unggulan.

Beratnya bisa mencapai 4,6 kg dan bentangan sayapnya bisa mencapai dua meter.

Burung hantu pemakan ikan Blakiston (Bubo blakistoni) (Aflo/NPL)

Makhluk ini ditemukan oleh Thomas Blankiston pada 1883, dan seperti namanya, burung hantu ini bertahan hidup dengan memburu ikan.

Mereka kebanyakan hidup di wilayah sungai Siberia, timur laut Cina, Korea Utara, dan kawasan utara Jepang.

Namun, kini burung hantu Blankiston sudah jarang ditemukan akibat penebangan pohon, penangkapan ikan secara berlebihan, dan perburuan.

Mereka kini secara resmi dikategorikan sebagai spesies yang terancam punah.

Di Hokkaido, Jepang, burung hantu secara tradisional dianggap sebagai roh yang melindungi desa orang-orang Ainu. Sekarang, peran itu berbalik, dan para pecinta lingkungan mencoba melestarikan burung hantu.

Berkat rumah buatan, penurunan populasi burung hantu berhasil dihentikan. Tapi tanpa hutan sesungguhnya masa depan mereka masih tidak pasti.