Teror Tahun 1975 di Belanda, Menagih Janji Maluku Selatan yang Merdeka

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 28 November 2021 | 09:00 WIB
Tentara berjaga di dekat lokasi kereta yang dibajak sekitar Beilen, Belanda. Para pembajak kereta adalah orang Maluku yang menagih janji kemerdekaan Maluku Selatan yang belum terwujudukan. (Nationaal Archief)

Presiden Suharto yang diminta untuk bertemu kelompok RMS juga menolak. Pemerintah Belanda akhirnyalah yang mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Maluku Selatan di Belanda setelah pembajak Beilen menyerah. Kabar itu diterima oleh teroris di KJRI dan baru meninggalkan kantor pada 19 Desember.

Di tahun ini juga, kelompok militan Maluku Selatan hampir berhasil menculik Ratu Juliana dengan mencuri truk besar, untuk mendekati Istana Soestdijk. Gagal menculik, aksi beranggotakan 10 orang ini ditangkap.

Baca Juga: Saat Belanda Menguasai Hutan Jati di Blora Sekitar Tahun 1897-1942

Perlawanan ekstrim orang Maluku di Belanda bukan berarti berhenti. Mereka masih melancarkan aksinya pada 1977.

Tragedi ini adalah kasus terorisme besar di Belanda juga dunia pada abad ke-20. Momen ini diuraikan oleh Gordong Kerr dan Phil Clarke lewat buku Hostages: Dramatic Accounts of Real-Life Events.

Tragedi itu juga diuraikan oleh kalangan akademisi sosial politik, seperti di jurnal Terrorism (1980) oleh Valentin Herman dan Rob van der Laan Bouma dari Faculty of Social Science Erasmus University, Rotterdam.