Gulliver's Kingdom, Taman Hiburan Mengerikan yang Akhirnya Ditutup

By Galih Pranata, Minggu, 28 November 2021 | 13:00 WIB
Taman hiburan Gulliver's Kingdom dibuka di dekat Gunung Fuji. (Daily Mail (UK))

Nationalgeographic.co.idGulliver's Travels diambil dari novel klasik yang telah menginspirasi banyak anak sekolah dan orang dewasa dengan kecerdasan imajinatif dan nada satirnya.

Ia juga menginspirasi orang-orang Jepang untuk mendirikan taman bermain yang megah dengan latar belakang pemandangan gunung Fuji.

Bak kisah Gulliver, bagian tengah taman yang menakutkan dibangun patung Gulliver setinggi 147 kaki yang diikat ke tanah oleh miniatur Lilliputians, yang dia temui selama petualangan pertamanya. Mereka menamainya Gulliver's Kingdom atau Kerajaan Gulliver.

Kerajaan Gulliver dibuka pada tahun 1997, tetapi empat tahun kemudian terpaksa ditutup karena kurangnya pelanggan. Beberapa orang berspekulasi bahwa taman tersebut hanya menarik sedikit pengunjung karena lokasinya yang dekat dengan lokasi yang suram.

"Itu berdiri di Aokigahara, tempat bunuh diri terpopuler kedua di dunia setelah Jembatan Golden Gate di San Francisco, AS. Lebih dari 500 orang diketahui telah mengambil nyawa mereka di hutan sejak 1950," tulis Pleasance kepada Daily Mail (UK).

Chris Pleasance menulis dalam artikel yang berjudul The Lilliput that's now just kaput: Japanese theme park based on Gulliver's Travels that has been left to rot. Artikelnya diterbitkan oleh Daily Mail (UK) pada tahun 2014.

Baca Juga: Aokigahara, Hutan Bunuh Diri di Jepang yang Dihantui oleh Hantu Yurei

Konsep yang menakjubkan, membelah hutan Aokigahara untuk menciptakan Kerajaan Gulliver. (Daily Mail (UK))

"Itu adalah hal yang sangat penting untuk berdiri di hadapan. Itu adalah objek paling menakjubkan dan surealis yang pernah saya lihat," ungkap Martin Lyle (44), seorang fotografer yang mengunjungi Gulliver's Kingdom dalam wawancaranya dengan Pleasance.

"Rasanya sangat aneh berbaring di telapak tangan seorang pria raksasa, sambil dikelilingi oleh pemandangan yang menakjubkan," imbuh Lyle.

Selain karena dekat dengan hutan bunuh diri, ia juga dibangun dekat dengan bekas markas besar Aum Shinrikyo, sekte keagamaan yang bertanggung jawab atas 13 kematian dalam serangan gas saraf sarin Tokyo pada tahun 1995.

"Desa terdekat Kamikuishki adalah rumah bagi organisasi teroris Aum Shinrikyo, yang masih memiliki lebih dari 1.000 pengikut di seluruh dunia. Itu digunakan sebagai basis untuk produksi gas saraf dalam serangan kereta bawah tanah Tokyo," tambah Pleasance.

Martin Lyle yang datang jauh dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, sepakat bahwa taman hiburan itu memiliki konsep yang menakjubkan, tetapi menghadirkan nuansa aneh dan ngeri. Kesunyiannya saat Lyle mengunjungi tempat itu, membuatnya tak mau lagi kesana.

"Saya dapat melihat mengapa taman itu tidak bertahan lama. Saya tidak ingin pergi ke taman hiburan yang menyenangkan di sebelah tempat-tempat menyeramkan itu. Bagaimanapun, taman itu memiliki konsep yang aneh," ungkap Lyle kepada Pleasance.

Baca Juga: Shoko Asahara, Pemimpin Sekte Sesat dan Serangan Gas Beracun di Tokyo

Boneka yang telah usang ditinggalkan di taman hiburan Gulliver, terlihat mengerikan. (Daily Mail (UK))

"Mereka hanya memiliki sedikit atraksi di sana. Berkunjung ke sana hanya untuk kereta luncur dan kereta api sederhana, sedangkan berada di sekitar tempat yang paling mengerikan di Jepang," imbuhnya.

"Pada bulan Oktober 2001, akhirnya taman ini ditutup secara permanen oleh pengelola taman karena sepinya pengunjung," tulis tim Grave Reviews. Mereka menulisnya dalam artikel berjudul Gulliver's Kingdom in Japan, publikasi tahun 2020.

"Sebagaimana kondisinya, setelah ditutup secara resmi, taman hiburan dimakan oleh alam dan zaman, tempatnya terlihat menyeramkan, usang karena terbengkalai," tambahnya. Wajah patung Gulliver terlihat semakin mengerikan.

Tempat atraksi-atraksi dalam taman hiburan dirusak, tubuh patung Gulliver yang mulai rusak dan mendapat coretan sana-sini, semakin terlihat mengerikan ditengah hutan yang suram.

"Setelah bertahun-tahun dibiarkan membusuk, pada 2007, pembongkaran dilakukan secara total, meninggalkan puing-puing di tengah hutan yang mengerikan," tim Grave Reviews menutup tulisannya.