Saat Belanda Menguasai Hutan Blora, Ditentang Samin dan Pengikutnya

By Galih Pranata, Selasa, 30 November 2021 | 19:31 WIB
Perusahaan pengelola hutan jati (houtvesterij) milik Hindia-Belanda.
Perusahaan pengelola hutan jati (houtvesterij) milik Hindia-Belanda. (KITLV)

Perlawanan Samin dimulai dari propaganda ajarannya yang disampaikan di kediamannya. "Ia menyebarkan ajaran kebatinan yang berakar dari bahasa Jawa filsafat dan budaya di tempat kelahirannya Klopo Dhuwur," ungkapnya. 

Baca Juga: Perpustakaan PATABA, Pengembang Literasi Lokal yang Mendunia

Ajarannya menekankan pentingnya perilaku yang baik, jujur, tidak menyakiti orang lain, taat beribadah, dan selalu mawas diri, bijaksana (rela) dalam berkeinginan dan mengambil keputusan serta tanggap dan cepat mengatasi bencana alam.

Ajaran ini kemudian diterima dan diikuti oleh masyarakat lokal dan menyebar ke sekitar desa dan masyarakat luas. Melalui ajarannya, Saminisme (Samin dan para penganut ajarannya) mulai dianggap meresahkan.

"Pemerintah Belanda kemudian mengambil tindakan tegas untuk menindas mereka, dengan menangkap para pemimpin gerakan Samin untuk mengasingkan mereka kemudian," lanjut Sudarmi dan Eldi Mulyana.

Pohon jati besar (Tectona grandis) yang didorong oleh Gerakan Samin untuk dimanfaatkan penduduk Blora sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. (Wikimedia Commons)

Pada tahun 1907, Samin Surosentiko dan delapan pengikutnya, ditangkap Asisten Wedana Randoeblatoeng, Raden Pranolo. Penangkapan Samin sendiri dilakukan setelah dia diangkat selama 40 hari oleh Raden Pranolo sebagai 'Ratu Adil'.

Samin kemudian dibuang ke Padang, Sumatera Barat. "Dari dulu, Samin Surosentiko tidak pernah menginjakkan kaki di Jawa, sampai dia akhirnya meninggal pada tahun 1914 di Padang," pungkasnya. Meski telah wafat, jarannya terus dilestarikan.

Ajarannya membuat masyarakat Samin selalu berusaha memenuhi semua kebutuhannya secara mandiri, termasuk dalam hal sandang, sehingga bahwa mereka bisa bebas dari krisis tekstil pada masa pendudukan Jepang. Sampai saat ini, mereka dikenal dengan suku Samin.

 Baca Juga: Perjuangan Sedulur Sikep dari Tuduhan Komunis sampai Soal Lingkungan