Migrasi Manusia Purba Siberia, Menunjukkan Penduduk Asli Amerika

By Galih Pranata, Rabu, 1 Desember 2021 | 13:00 WIB
Populasi kuno pemburu-pengumpul Arktik, yang dikenal sebagai Paleo-Eskimo, memberikan kontribusi genetik yang signifikan bagi populasi yang tinggal di Arktik Amerika Utara saat ini. (Smithsonian Magazine)

Satuan tim internasional mulai mempelajari sisa-sisa (fosil) 48 manusia purba dari wilayah tersebut, serta 93 suku Iñupiat Alaska dan Siberia Barat yang masih hidup. 

"Mereka tak hanya bertujuan menambah jumlah genom purba yang relatif kecil dari wilayah tersebut, tetapi juga berusaha untuk menggabungkan semua data menjadi satu model populasi," sambung Craft.

Hasil riset yang dilakukan tim diumumkan. Temuannya mengungkap bahwa baik masyarakat kuno dan modern di Arktik Amerika dan Siberia, secara garis besar diwariskan dari gen penduduk Paleo-Eskimo.

"Keturunan dari populasi Paleo-Eskimo tersebar di seluruh wilayah, termasuk penutur bahasa Yup'ik, Inuit, Aleuts dan Na-Dene dari Alaska dan Kanada Utara sampai ke Amerika Serikat Barat Daya," terangnya.

Baca Juga: Trepanasi, Teknik Pengeboran Kepala dari Suku Siberia Ini Bikin Ngeri

Potret keluarga Eskimo. (Wikimedia Commons)

Selama tujuh tahun terakhir, telah terjadi perdebatan tentang kontribusi Paleo-Eskimo secara genetik kepada orang-orang yang tinggal di Amerika Utara saat ini.

"Temuan tim sejauh ini telah menyelesaikan perdebatan, sekaligus mendukung teori bahwa Paleo-Eskimo yang mewariskan bahasa penutur Na-Dene," lanjutnya.

Studi kedua, bahwa Anna Stone menyandarkan bahwa bangsa Paleo-Eskimo memiliki garis keturunan Asia. "Studi ini menarik karena memberi kita wawasan tentang dinamika populasi, lebih dari 30.000 tahun, yang telah terjadi di timur laut Siberia," ungkap Anna dalam Craft.

Para peneliti mengambil sampel genetik dari fosil purbakala sebanyak 34 individu yang ditemukan di Siberia, yang usianya berkisar antara 600 hingga 31.600 tahun. 

Baca Juga: Arkeolog Menemukan Mumi Putri Bertato Berusia 2.500 Tahun di Siberia

Peta yang dulunya merupakan hubungan Beringia antara Siberia dan Alaska saat ini. (Smithsonian Magazine)

Stone mengatakan migrasi yang dilakukan menggambarkan bagaimana perubahan iklim berdampak pada dinamika populasi purba. "Sekitar 500 orang Siberia purba mencari iklim yang layak huni di Beringia selatan, hingga bermigrasi terus ke Amerika bagian utara," katanya.

"Selain tempat tinggal, kemungkinan, mereka mengikuti hewan yang buruan dan mengambil keuntungan dari tanaman yang mereka kumpulkan ketika distribusi itu bergeser ke selatan, ini menghasilkan interaksi dan perubahan populasi hingga kini," terang Stone.

Bukti yang terkuak menyebut bahwa penduduk asli Amerika berasal dari manusia purba Siberia, Rusia bagian Asia Utara. "DNA satu individu Siberia, berusia sekitar 10.000 tahun, menunjukkan lebih banyak kemiripan genetik dengan penduduk asli Amerika," pungkasnya.

Genom yang lebih modern dari fosil berusia 10.000 tahun yang ditemukan di dekat Sungai Kolyma, Siberia, membuktikan campuran DNA dari garis keturunan Asia Timur dan Siberia Utara Kuno. Genomnya serupa dengan yang terlihat pada populasi penduduk asli Amerika.

Baca Juga: Badak Berbulu Purba Ditemukan Membeku di Siberia, 80 Persen Utuh