Mengapa MBTI bermasalah?
Tes kepribadian, seperti penilaian psikologis lainnya, diperlukan untuk memiliki kualitas tertentu agar menjadi metode pengukuran yang bermakna. Dua kualitas utama yang dimiliki oleh setiap tes yang ditetapkan secara ilmiah adalah reliabilitas dan validitas. Agar tes disebut "dapat diandalkan", tes itu perlu secara konsisten menghasilkan hasil yang sama bahkan pada penggunaan berulang. Selain tidak memiliki dasar ilmiah untuk "tipe kepribadian" yang dipilihnya, MBTI juga gagal dalam dua metrik ini.
MBTI terkenal buruk dalam reliabilitas tes-tes ulang. Ini jelas bukan rahasia lagi ketika ada artikel yang ditulis tentang anggota boyband terbesar di dunia—BTS, “mengikuti” tipe MBTI-nya!
Baca Juga: Tak Hanya Manusia, Ternyata Tupai Juga Punya Kepribadian yang Unik
Telah ditunjukkan bahwa bahkan ketika diuji setelah interval pendek lima minggu, sekitar lima puluh persen dari semua peserta tes mendapatkan tipe kepribadian yang berbeda pada MBTI dari sebelumnya. Jelas, ini karena ujian itu sendiri, karena kepribadian seseorang tidak dapat berubah secara ajaib selama beberapa minggu! Ini juga mempertanyakan "jenis" berbeda yang dijelaskan oleh tes. Jika INTP dapat dengan mudah disalahartikan sebagai INFP, apakah kategori “berbeda” ini benar-benar bermakna?
Agar sebuah tes bisa dikatakan valid, tes itu perlu membuktikan bahwa tes itu memang mengukur apa yang diklaimnya. Dalam kasus MBTI, perlu untuk dapat memisahkan sekelompok orang menjadi empat kelompok sesuai dengan empat tipe fungsional (Berpikir, Merasa, Sensasi, dan Intuisi) ketika diuji secara statistik. Ini diuji dalam sebuah penelitian pada sampel besar, dan analisis statistik menunjukkan enam klaster, bukan empat, menunjukkan validitas MBTI yang terbatas.
Demikian pula, tes ini juga gagal untuk memisahkan sampel menjadi "bimodal" atau kelompok kembar ekstrover dan introver juga. Individu tampaknya mendapat skor pada spektrum di skala ekstroversi-introversi, yang selanjutnya mengarah pada pertanyaan tentang kegunaan "kategori" atau "tipe" ini. Ini adalah bukti dari pengetahuan umum kita bahwa bahkan seorang "introver" dapat menikmati pertemuan sosial tertentu pilihannya, sementara sebaliknya, bahkan seorang ekstrover mengalami hari-hari buruk di mana dia ingin sendirian! Oleh karena itu "kategori" seperti itu tidak masuk akal dalam mengukur kepribadian.
Selain keterbatasan di atas, tes MBTI juga banyak dikritik karena tidak berguna dalam tujuan utamanya—untuk memilah orang ke dalam profesi yang cocok dengan mereka. Tidak ada bukti untuk mendukung klaim keberhasilan di bidang apa pun dan jenis MBTI mereka. Selain itu, penelitian juga gagal menunjukkan tipe MBTI yang dominan dalam profesi tertentu.