Supersemar Lemahkan Soekarno, Wibawa Pemimpin Besar Revolusi Meredup

By , Jumat, 11 Maret 2016 | 15:00 WIB

!break!

Kebijakan Soekarno pun mengundang reaksi keras dari pelajar dan mahasiswa. Mahasiswa menggelar demonstrasi besar-besaran di Ibukota. Selain menuntut pembubaran PKI,  tuntutan juga ditujukan terhadap kebijakan Presiden Soekarno.

Menurut mahasiswa, rakyat menuntut agar pemerintah mengambil tindakan karena situasi politik di Indonesia pada awal 1966 telah membawa akibat buruk di bidang ekonomi dan sosial.

(Baca: Supersemar, Surat Sakti Penuh Misteri)

Tuntutan tersebut dikenal dengan nama Tri Tuntutan Hati Nurani Rakyat (Tritura). Isinya adalah menuntut pembubaran PKI dan ormas-ormasnya, perombakan kabinet Dwikora, dan penurunan harga kebutuhan pokok.

Seperti dikutip dari buku Sejarah Perjuangan TNI Angkatan Daratyang disusun oleh Dinas Sejarah Militer Angkatan Darat, kesatuan aksi pemuda dan mahasiswa saat itu menilai Presiden Soekarno sebagai pemerintah Orde Lama harus ditumbangkan.

Gerakan menentang Orde Lama mencapai puncaknya pada saat pelantikan Kabinet Dwikora pada 24 Februari 1966.

Mahasiwa melakukan boikot dengan melakukan aksi kempes ban  di jalan menuju Istana Negara, memprotes dan menentang pelantikan kabinet.

(Baca: Supersemar Versi Soeharto)

Mahasiswa dan pelajar juga menuding Soekarno meremehkan tuntutan rakyat dengan perintah-perintah untuk meningkatkan perjuangan menentang Malaysia dan persiapan pelaksanaanConference of The New Emerging Forces (CONEFO).

CONEFO merupakan gagasan Presiden Soekarno untuk membentuk suatu kekuatan blok baru yang beranggotakan negara-negara berkembang untuk menyaingi dua kekuatan blok sebelumnya, blok Uni Soviet dan blok Amerika Serikat.

Desakan Tentara dan Mahasiswa