Delapan Planet Ekstrasurya Paling Mirip Bumi

By , Sabtu, 27 Agustus 2016 | 17:00 WIB

Selama bertahun-tahun, para astronom telah menjelajahi antariksa untuk menemukan planet mirip Bumi di sistem bintang asing, dengan harapan akan menemukan planet yang dapat menyokong kehidupan.

Penjelajahan ini menghasilkan penemuan ribuan planet asing, dengan sebagian di antaranya ada yang seukuran planet dan memiliki beberapa kemiripan. Berikut 8 planet asing yang paling mirip dengan Bumi.

(Baca juga: Alien Lebih Dekat dari yang Kita Duga?)

Kepler-186f

Planet seukuran Bumi ini berada sekitar 500 tahun cahaya dari bumi, tepatnya pada konstelasi Cygnus.

Kepler-186F berada dalam zona Goldilocks (zona planet yang bisa dihuni karena berada cukup dekat dengan matahari tempat ia mengorbit).

(Baca juga: Kepler-186F, Kembaran Bumi yang Mungkin Bisa Dihuni)

Bintang yang diorbit oleh Kepler-186F massanya hanya separuh matahari. Jadi energi yang dipancarkannya hanya sepertiga dari matahari kita. Kepler-186F sendiri mengorbit bintang ini dalam jangka waktu 130 hari.

Planet TRAPPIST-1

Ilustrasi penampakan bintang TRAPPIST-1 dan dua planet lainnya dari salah satu permukaan planet di sistem TRAPPIST-1. (ESO/M. Kornmesser)

Bintang ultra dingin yang disebut TRAPPIST-1 menjadi rumah bagi setidaknya tiga planet mirip Bumi. Planet-planet yang ukuran dan suhunya mirip Venus dan Bumi ini terletak sekitar 40 tahun cahaya.

(Baca juga: Planet Seukuran Bumi di Bintang Ultra Dingin)

Ketiga planet tersebut mengorbit bintang induk mereka setiap 1,5 hari Bumi, 2,4 hari Bumi, dan 4 hingga 73 hari Bumi.

Kepler-438 b

Bintang merah katai Kepler-438 (kanan) dan eksoplanet Kepler-438b. (Mark A Garlick/University of Warwick)

Ukuran dan suhu planet Kepler 438 b sama dengan Bumi, hanya saja jarak eksoplanet ke bintangnya lebih dekat dibanding jarak Bumi ke Matahari. Planet ini mengorbit bintang katai merah Kepler-438.

Planet tersebut dipastikan tak layak huni karena di sana,  badai matahari terjadi secara teratur setiap beberapa ratus hari, dan sekitar sepuluh kali lebih kuat daripada badai matahari yang pernah tercatat di Matahari. Energi itu setara dengan energi 100 miliar megaton TNT.

(Baca juga: Eksoplanet Paling Mirip Bumi Dinyatakan Tak Layak Huni)

Atmosfer planet tersebut  diduga telah terkikis sebagai akibat radiasi badai matahari yang dihasilkan bintang induknya. Tanpa atmosfer, planet ini akan terpapar radiasi ultraviolet dan sinar-X serta radiasi partikel bermuatan dari badai matahari yang semuanya merusak kehidupan.

OGLE-2013-BLG-0341LBb

Planet OGLE-2013-BLG-0341LBb mengorbit salah satu dari dua bintang dalam sistem bintang ganda. (Cheongho Han/Chungbuk National University.)

Planet OGLE-2013-BLG-0341LBb memiliki massa sekitar dua kalinya Bumi, dan terletak hampir 3.000 tahun cahaya di konstelasi Sagittarius. Planet ini mengorbit salah satu dari dua bintang dalam sistem bintang ganda. Jarak planet dengan bintang induknya tak jauh berbeda dengan jarak Bumi ke Bulan.

(Baca juga: Keajaiban Kosmik dalam Foto Antariksa Terbaik)

Sayangnya, bintang planet tersebut lebih redup dibandingkan matahari kita, sehingga tidak menghasilkan banyak panas. Dengan demikian, planet tersebut menjadi tak layak huni. Meski begitu, penemuan ini menunjukkan bahwa planet layak huni mungkin saja terletak di sistem bintang ganda.

Gliese 667Cc

Gliese 667Cc (space.com/Carnegie Institution for Science)

Planet Super Earth Gliese 667Cc juga berada dekat dengan bumi, jaraknya sekitar 22 tahun cahaya di rasi bintang Scorpius. Planet ini setidaknya 4,5 kali lebih besar dari bumi, dan memakan waktu 28 hari untuk mengitari orbitnya pada bintang induknya, GJ 667C. Bintang induknya termasuk bagian dari sistem tiga bintang. Bintang ini adalah bintang katai M-class yang ukurannya sekitar sepertiga dari massa matahari.

(Baca juga: Ternyata Planet Layak Huni itu Bukanlah Planet...)

Yang membuat planet ini aneh adalah lokasinya. Menurut para ilmuwan, sangat sulit menyelidiki planet di sekitar bintang Gliese 667 C. Hingga tahun ini, hanya ada dua planet ekstrasurya yang terkonfirmasi keberadaannya, sementara 5 lainnya diragukan karena ilmuwan menduga sinyal planet tersebut hanyalah gangguan pada data.

Planet Wolf 1061c

Planet Wolf 1061c (NASA / Ames / JPL-Caltech.)

Planet Wolf 1061c diyakini memiliki empat kali massa Bumi. Planet ini adalah salah satu dari tiga planet yang ditemukan di sekitar bintang katai merah yang dikenal sebagai Wolf 1061.

(Baca juga: Berjarak 1200 Tahun Cahaya, Planet Kepler 62f Mungkin Bisa Dihuni)

Ketiganya merupakan planet berbatu dan memiliki permukaan padat, dan planet tengah, Wolf 1061c, berada dalam zona layak huni. Planet Wolf 1061c mengitari bintang induknya tiap 18 hari.

Kepler-22b

Kepler 22b (space.com/NASA/Ames/JPL-Caltech)

Kepler-22b merupakan planet pertama di luar tata surya yang ditemukan di zona layak huni. Planet tersebut ditemukan pada 2011 silam dan berukuran 2,4 kali lebih besar dibanding Bumi.

Kepler-22b mengelilingi bintang yang mirip Matahari dan memiliki orbit mirip Bumi. Waktu yang dibutuhkan planet ini untuk mengelilingi bintang induknya yakni 290 hari, dengan suhu permukaan 22 derajat celcius.

(Baca juga: Kepler 452-b: Planet Lain yang Mirip dengan Bumi)

Karena ukurannya jauh lebih besar dibanding Bumi, para ilmuwan menduga permukaan planet ini tertutup oleh lautan. Akan tetapi, sulit untuk memastikannya karena planet ini berjarak 600 tahun cahaya dari Bumi, membuatnya sulit untuk dipelajari.

Proxima Centauri b

Planet Proxima b mengelilingi bintang katai merah Proxima Centauri. (M. Kornmesser/ESO)

Baru-baru ini, para ilmuwan melaporkan penemuan planet ekstrasurya mirip Bumi yang berada tak jauh dari planet kita. Disebut sebagai Proxima Centauri b, planet ini mengelilingi bintang katai merah Proxima Centauri di konstelasi Centaurus. Jaraknya, sekitar 4,2 tahun cahaya dari Bumi.

(Baca juga: Dapatkah Planet Proxima b Menggantikan Bumi Sebagai Rumah Kita?)

Proxima b berukuran sekitar 1,3 kalinya Bumi, dan berada di zona yang memungkinkan adanya air dalam bentuk cair.

Sayangnya, bintang induk planet tersebut sangat aktif menyemburkan lidah api yang dapat berbahaya bagi planet yang berada terlalu dekat. Tim ilmuwan membutuhkan studi lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik planet tersebut.