“Pada masa peradaban kuno, chimera dikaitkan dengan Tuhan,” katanya, dan leluhur kita berpikir “bentuk chimera dapat menjaga manusia.” Dalam arti itulah tim berharap hibrida manusia-hewan itu suatu hari akan dilakukan.
Membuat chimera
Ada dua cara untuk membuat chimera. Pertama, dengan mengenalkan organ satu hewan ke hewan lainnya—rencana yang berisiko, karena sistem imun organisme inang mungkin akan menolak organ baru tersebut.
Metode lainnya yaitu dengan memulai pada level embrio, mengenalkan sel-sel satu hewan kepada embrio hewan lainnya dan membiarkan tumbuh bersama menjadi hibrida.
Memang terdengar aneh, tetapi itulah cara cerdik yang pada akhirnya dapat memecahkan sejumlah masalah biologis yang menjengkelkan pada organ yang tumbuh di laboratorium.
Baca juga:
Modifikasi Gen Embrio Manusia Berhasil Dilakukan untuk Pertama Kalinya
Seberapa Besar Gen Kaum Neanderthal Memengaruhi Tubuh Manusia Saat Ini?
Ketika para ilmuwan menemukan sel-sel induk, sel master yang bisa memproduksi jaringan tubuh jenis apa pun, tampaknya ada janji ilmiah yang tak terbatas. Tetapi memastikan sel-sel itu tumbuh menjadi jaringan dan organ yang tepat, sungguh sulit.
Sel-sel harus bertahan di cawan petri. Para ilmuwan harus menggunakan perancah untuk memastikan organ tumbuh dengan bentuk yang tepat. Sering kali, para pasien harus mengalami prosedur invasif dan menyakitkan untuk mengambil jaringan yang diperlukan dalam proses ini.
Awalnya, Juan Carlos Izppisua Belmonte, profesor di Laboratorium Ekspresi Gen Salk Institute berpikir konsep menggunakan embrio inang untuk menumbuhkan organ cukup sederhana. Namun, kenyataannya butuh waktu empat tahun bagi Belmonte dan lebih dari 40 kolaborator untuk mengetahui bagaimana membuat chimera manusia-hewan.
Untuk melakukannya, mereka mengacu pada penelitian chimera sebelumnya, yang dilakukan pada tikus dan mencit.