Orangutan Dibantai dan Dimasak di Area Perkebunan Sawit Kalimantan

By , Jumat, 17 Februari 2017 | 19:30 WIB

Baca juga:

Lagi, Orangutan Korban Konflik Ruang Antara Manusia dan Satwa

Kasus Orangutan Dibunuh dan Dibakar untuk Dimakan Kembali Terjadi

Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti kasus ini berupa tulang belulang dan daging orangutan yang tersisa, senapan angin, golok, telepon genggam, parang, Handy Talky (HT), hand tractor untuk mengangkut orangutan, dan panci yang digunakan untuk memasak daging orangutan.

Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 21 ayat 2 huruf A dan Pasal 40 ayat 2 UU RI No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara dan denda seratus juta rupiah.

Di ambang kepunahan

Orangutan kalimantan (Pongo pygmeaus) merupakan salah satu spesies yang kini berada di ambang kepunahan. Data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebutkan, populasi orangutan kalimantan telah menyusut lebih dari 60 persen dalam 40 tahun terakhir. Saat ini, diperkirakan kurang dari 54.000 individu orangutan kalimantan yang tersisa di dunia dan diproyeksikan hanya tersisa kurang dari 47.000 pada 2025 mendatang. Akibat penurunan tajam ini, IUCN menaikkan status orangutan kalimantan dari Terancam Punah (Endangered) menjadi Kritis (Critically Endangered) pada Juli tahun lalu.

Baca juga:

Status Konservasi Orangutan Borneo Naik dari "Endangered" Menjadi "Critically Endangered"

Dua Foto Orangutan yang Menggugah Dunia

Tabel presentase penurunan populasi orangutan kalimantan dan penyebab-penyebab utamanya. (iucnredlist.org)

Ada beberapa penyebab utama penurunan populasi orangutan kalimantan, di antaranya hilangnya habitat, perdagangan ilegal, konflik satwa dan manusia, serta kebakaran hutan. Selain itu, orangutan juga sering kali diburu karena dianggap sebagai hama dan dibunuh untuk dikonsumsi dagingnya.

Kasus pembantaian orangutan kali ini merupakan contoh akibat hilangnya habitat dan konflik dengan manusia. Luas hutan yang semakin menyusut akibat ekspansi perkebunan menyebabkan orangutan kehilangan habitat, sumber makanan, dan ruang jelajah. Orangutan yang habitatnya terganggu akan menjelajah perkebunan atau kawasan tempat tinggal manusia. Tak pelak lagi, perebutan ruang dan konflik antara manusia dan orangutan terjadi hingga biasanya berujung pada kematian si orangutan.