Benarkah Pria Lebih Rentan Selingkuh Saat Istrinya Hamil? Mengapa?

By Utomo Priyambodo, Minggu, 9 Januari 2022 | 08:00 WIB
Serial Layangan Putus. (Instagram @layanganputus.md)

Nationalgeographic.co.id—Meme-meme adegan dalam Layangan Putus bertebaran di media sosial seiring naiknya perhatian masyarakat Indonesia terhadap serial tersebut. Serial yang ceritanya terinspirasi dari kisah nyata itu menceritakan soal perselingkuhan seorang suami ketika istrinya sedang hamil.

Apakah benar seorang lelaki akan lebih rentan selingkuh ketika istrinya sedang hamil? Mengapa beberapa lelaki tega berselingkuh dengan perempuan lain ketika sang istri sedang mengandung anaknya sendiri?

Terkait pertanyaan apakah seorang pria cenderung lebih mudah selingkuh saat istrinya hamil, jawabannya adalah tergantung pada pria itu sendiri. Berdasarkan studi tentang kehamilan dan seks, tampaknya ada tiga kategori pria atau calon ayah saat istirnya sedang hamil.

Pertama, pria tipe Z yang memang suka selingkuh atau punya keinginan untuk selingkuh. Kedua, pria tipe Y yang justru menginginkan istrinya yang sedang hamil lebih dari sebelumnya. Dan ketiga, ada pria tipe X yang mengalami penurunan gairah seks dan risiko lebih rendah untuk berselingkuh dari istrinya.

Baca Juga: Mengenal Messalina, Istri Kaisar Romawi Claudius yang Hobi Selingkuh

Kabar buruknya, sebagaimana dikutip dari Psychology Today, setidaknya sebuah penelitian menemukan bahwa, ya, risiko pria tertentu untuk berselingkuh dari istrinya memang meningkat selama kehamilan sang istri.

Alasannya? Dia mungkin merasa ambivalen terhadap kehamilan istrinya atau perubahan yang menyertainya. Di sisi lain, sang istri, terutama di trimester pertama dan ketiga kehamilan, mungkin cenderung tidak ingin berhubungan seks. Gairah seksnya mungkin berkurang. Sang istri mungkin berpikir tubuhnya tidak menarik.

Studi ini mencatat, ketidakpuasan tubuh menjadi alasan nomor satu mengapa kebanyakan wanita kurang berhubungan seks selama kehamilan. Sebagian besar dari kita berpikir kehamilan adalah hal yang mematikan bagi pria. Itu adalah kesalahpahaman.

Namun ada kabar baik untuk para ibu hamil. Faktanya adalah, banyak pria—bahkan mayoritas, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini—menginginkan pasangannya yang sedang hamil lebih dari sebelumnya, bahkan jika mereka tidak melakukan hubungan seks sebanyak sebelumnya.

Para pria menganggap pasangan mereka yang sedang hamil tetap menarik secara fisik seperti sebelum hamil. Para pria seperti ini biasanya merupakan pria tipe Y.

Baca Juga: Sekelumit Sejarah Kapadokia dan Pariwisata Balon Udara yang Populer

Studi lain menemukan bahwa, walapun pasangan berhubungan seks lebih jarang pada trimester ketiga, satu-satunya keadaan di mana pria mengubah perilaku seksual mereka adalah apabila ia merasa dirinya dan pasangannya sudah cukup tua atau khawatir tentang keselamatan janin mereka.

Sebagai catatan, hubungan seks tidak meningkatkan risiko keguguran pada kehamilan yang tidak berisiko tinggi. Adapun hamil pada usia yang lebih tua termasuk kehamilan yang berisiko tinggi.

Para pria tipe X—yang memiliki dorongan seks rendah dan risiko perselingkuhan yang lebih rendah—mungkin tumpang tindih dengan Tipe Y. Mereka adalah para pria yang, pada titik tertentu selama sembilan bulan, ikut menderita gejala-gejala kehamilan: mual, penambahan berat badan, perubahan suasana hati, kelelahan, bahkan muntah.

Hormon adalah biang keladinya. Pria-pria ini memiliki kadar prolaktin yang lebih tinggi, hormon yang terkait dengan kelesuan, penambahan berat badan, dan ikatan serta perilaku orang tua. Tingkat testosteron mereka menurun, membuat mereka kurang garang dan agresif secara seksual.

Ada sisi positif dari tipe X. Ternyata para pria yang setia dan ikut mengalami penggemukan ini menunjukkan perilaku paling kebapakan ketika bayinya lahir. Sebagai ayah baru, mereka cenderung mendengar dan menanggapi tangisan bayi mereka. Mereka lebih berbelas kasih dan toleran. Mereka menjadi ayah yang lebih baik.

Baca Juga: Kata Sains soal Seks Oral: Air Mani Sebaiknya Ditelan atau Diludahkan?

Orang-orang mungkin berspekulasi bahwa perilaku tipe Z saat istrinya hamil bukanlah pertanda baik bagi naluri kebapakannya. Jelas bahwa jika ada hormon yang mengamuk pada pria, itu adalah testosteron, bukan prolaktin. Dia mungkin tidak berbagi rasa mual di pagi hari dengan istrinya dan bergantian dengannya di toilet.

Adanya penggolongan pria tipe Z ini tidak serta-merta membenarkan perilaku selingkuh para pria ketika istri mereka hamil. Timbulnya rasa keinginan untuk selingkuh tidak harus dituruti para suami, sama seperti keinginan-keinginan lain yang tak patut lainnya: keinginan korupsi, keinginan membunuh, dan sebagainya.