Kepalan Tangan Menghindarkan Kita dari Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung

By , Jumat, 6 Oktober 2017 | 17:00 WIB

Cobalah sesekali ketika mengunjungi jamuan makan prasmanan, perhatikan berapa kali pramusaji harus mengisi ulang makanan.

Pasti yang paling sering harus diisi kembali adalah nasi.

Setiap tamu yang datang rata-tata mengisi piringnya dengan menu sesuai selera.

Namun, ada satu kesamaan menu di setiap piring para tamu, yaitu nasi.

Dan dari pengamatan sekilas terhadap komposisi makanan di piring setiap tamu, kita bisa menemukan bahwa porsi nasi pasti lebih banyak ketimbang lauk dan sayur.

Sebetulnya tidak hanya di pesta, kebanyakan orang Indonesia memang terbiasa mengonsumsi nasi dengan porsi yang lebih banyak ketimbang lauk dan sayur.

Anehnya, ada orang yang tetap mewajibkan nasi sekalipun ia sudah mengonsumsi makanan kaya karbohidrat lain seperti roti, kue, mi, dll. dalam porsi yang tidak sedikit.

Seolah makanan-makanan itu sama sekali tidak mengandung karbohidrat.

Baca juga: Rajin Olahraga Saja Tak Cukup untuk Atasi Kegemukan

Dalam pemikirannya makanan selain nasi dianggap camilan semata.

Kesalahpahaman soal karbohidrat ini yang perlu untuk diluruskan.

Soalnya, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat berakibat buruk pada tubuh.

Dampak paling kelihatan adalah kegemukan.

Risiko lainnya adalah diabetes tipe 2 dan sakit jantung. Anda mau?

Pada Kompas.com Dr. Luciana B Sutanto, MS. SpGk RSIA Gladiool, Magelang, pernah menjelaskan bahwa pada piramida makanan, karbohidrat komplek menduduki dasar piramida.

Artinya, memang sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah paling banyak dibandingkan unsur lainnya seperti lemak, protein, dan mineral.

Walaupun dikatakan porsinya lebih banyak, bukan berarti kita bisa sembarangan makan karbohidrat sebanyak-banyaknya.

Dasarnya begini, perlu kita ketahui sebelumnya bahwa jumlah kebutuhan karbohidrat bagi tubuh adalah 50-60% dari total kebutuhan nutrisi setiap harinya.

Jadi pastikan untuk memenuhi karbohidrat sesuai dengan kebutuhan.

Upayakan jangan lebih dan jangan pula kurang.

Nah mengingat setiap orang juga dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, berat/tinggi badan, kondisi kesehatan, dan aktivitas hariannya, maka porsi karbohidrat yang dibutuhkan juga berbeda-beda.

Kebutuhan karbohidrat pekerja kantoran tentu berbeda dengan kuli bangunan.

Termasuk juga kebutuhan karbohidrat anak-anak juga berbeda dengan orang dewasa.

Namun porsi nasinya dapat ditaksir, kata Luciana, masing-masing orang dapat mengukurnya dengan kepalan tangan.

Paling mudah menghitung porsi asupan nasi seukuran dengan kepalan tangan.

Sebesar apa kepalan tangan kita, maka sebegitu juga porsi nasi yang bisa kita makan setiap kali makan.

Lebih mudah lagi, berdasarkan jumlah suapan nasi ketika makan.

Baca juga: Efek Berhenti Makan Nasi dan Roti Pada Tubuh

“Setidaknya, untuk memenuhi 50-60% kebutuhan karbohidrat dalam tubuh seseorang dapat mengonsumsi 8-9 sendok makan setiap kali makan,” jelas Luciana.

Setelah itu tinggal memenuhi kebutuhan protein sebanyak 10-15% dan lemak sebanyak 20-25%.

Sebanyak 50-60% kebutuhan karbohidrat tadi juga harus disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kalori harian setiap orang.

Masing-masing orang juga berbeda.

Namun idealnya kebutuhan kalori untuk laki-laki dewasa adalah 2.300-2.500 kalori.

Sedangkan perempuan dewasa, 1.800-2.000 kalori/hari.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Intisari Online dengan judul Jadi, Sebenarnya Seberapa Banyak Nasi yang Harus Dikonsumsi? Gunakan Saja Kepalan Tangan