Pertama Kalinya, Ada Hewan Terlihat Berperan sebagai Dokter dan Pasien

By Utomo Priyambodo, Kamis, 10 Februari 2022 | 12:00 WIB
Seekor simpanse menggunakan serangga untuk mengobati luka di lekukan lengannya. (Tobias Deschner/ Ozouga chimpanzee project)

Perilaku prososial yang mendorong empati di antara sekelompok hewan adalah hal yang kontroversial dalam biologi evolusioner. Sebab, perilaku ini tampaknya merusak 'keegoisan' dasar untuk bertahan hidup.

Selama ini, praktik pengobatan sendiri cukup umum ditemukan di dunia hewan. Praktik tersebut antara lain terlihat pada burung, lebah, kadal, gajah, dan simpanse.

Namun perilaku tanpa pamrih sehubungan dengan pengobatan alias praktik mengobati indvidu lain sangatlah jarang ditemukan di dunia hewan. Selain itu penggunaan serangga sebagai obat oleh hewan juga merupakan penemuan baru.

"Pengamatan kami memberikan bukti pertama bahwa simpanse secara teratur menangkap serangga dan menggunakannya pada luka terbuka," kata primatologis Tobias Deschner dari University of Massachusetts.

"Kami sekarang bertujuan untuk menyelidiki konsekuensi potensial yang menguntungkan dari perilaku yang mengejutkan seperti itu."

Serangga yang digunakan oleh simpanse untuk pengobatan topikal ini belum diidentifikasi. Namun dilihat dari seberapa cepat primata harus bergerak untuk merebut artropoda berwarna gelap dari lingkungan mereka, para peneliti menduga serangga ini mungkin bersayap dan memiliki semacam sifat anti-inflamasi atau antiseptik.

Manusia sendiri diketahui menggunakan serangga dengan cara yang sangat mirip, karena tubuh kecil beberapa invertebrata memang memiliki khasiat obat. Beberapa catatan tertulis, misalnya, menunjukkan bahwa 'terapi belatung' telah digunakan oleh manusia untuk mengobati luka selama ribuan tahun di seluruh dunia.

Meskipun manusia telah mengamati simpanse di Afrika selama beberapa dekade, bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya para peneliti melihat perilaku serupa di antara hewan dan ini menunjukkan bahwa spesies kita bukan satu-satunya yang berperan sebagai dokter dan pasien. Laporan studi atas temuan ini telah terbit di jurnal Current Biology pada 7 Februari 2022.

Penggunaan obat topikal oleh simpanse untuk luka simpanse lain ini memperkuat gagasan bahwa manusia bukan satu-satunya yang dapat bertindak untuk kepentingan yang lain. Mempelajari simpanse lebih lanjut dapat membantu kita memahami bagaimana perilaku prososial seperti itu pertama kali mulai berevolusi dan apa manfaat evolusionernya.

"Sangat menarik untuk melihat bahwa setelah beberapa dekade penelitian tentang simpanse liar, mereka masih mengejutkan kita dengan perilaku baru yang tidak terduga," ucap Deschner.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Simpanse dan Gorila Terlihat Berperang di Alam Liar