Pertama Kalinya, Ada Hewan Terlihat Berperan sebagai Dokter dan Pasien

By Utomo Priyambodo, Kamis, 10 Februari 2022 | 12:00 WIB
Seekor simpanse menggunakan serangga untuk mengobati luka di lekukan lengannya. (Tobias Deschner/ Ozouga chimpanzee project)

Nationalgeographic.co.id—Alessandra Mascaro, seorang sukarelawan dan ahli biologi evolusi pemula untuk The Loango Chimpanzee Project, melihat kejadian yang belum pernah dilaporkan oleh para ahli primata lain di Afrika. Kejadian itu ia lihat pada 2019.

Di hutan Gabon, saat mengikuti dan merekam simpanse betina Suzee dan putranya Sia, Mascaro memperhatikan Suzee menjepit sesuatu yang kecil di antara bibirnya. Suzee lalu mengoleskan benda tak kasat mata itu ke luka di kaki Sia.

Melihat kembali rekamannya, Mascaro menyadari Suzee telah mengambil obat topikal itu langsung dari bagian bawah sebuah daun. Obat itu tampak seperti serangga kecil berwarna gelap.

"Membahas pengamatan ini dan kemungkinan fungsi perilaku dengan anggota tim, kami menyadari bahwa kami belum pernah melihat perilaku seperti itu dan juga belum pernah didokumentasikan sebelumnya," kata Mascaro seperti dilasir Science Alert.

Baca Juga: Pertama Kalinya dalam Sejarah, Simpanse Liar Terinfeksi Kusta

Setelah mengetahui praktik pengobatan tersebut, Mascaro dan rekan-rekannya mulai memperhatikannya secara teratur.

Seminggu setelah penampakan Mascaro, Lara Southern, seorang mahasiswa PhD di tim peneliti tersebut, menyaksikan simpanse jantan dewasa menarik sehelai daun ke mulutnya, mengambil serangga dengan bibirnya, dan meraih makhluk itu dengan ibu jari dan telunjuknya. Simpanse itu kemudian mengoleskan apa yang telah diambilnya dari semak-semak itu ke sebuah luka lama di lekukan lengannya.

Foto ini menunjukkan simpanse betina, Roxy, mengoleskan serangga pada luka di wajah simpanse jantan dewasa bernama Thea. (Tobias Deschner/ Ozouga chimpanzee project)

Selama 15 bulan berikutnya, para peneliti untuk proyek simpanse itu dengan hati-hati mendokumentasikan 20 peristiwa serupa lainnya di pantai barat Afrika. Sebagian besar waktu, para simpanse di Gabon mengoleskan serangga tak dikenal ke luka mereka sendiri, tetapi ada beberapa kesempatan di mana mereka juga saling membantu.

"Seorang pejantan dewasa, Littlegrey, memiliki sebuah luka terbuka yang dalam di tulang keringnya dan Carol, seorang betina dewasa, yang telah merawatnya, tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menangkap seekor serangga," kenang Southern.

"Yang paling mengejutkan saya adalah dia menyerahkannya kepada Littlegrey, dia mengoleskannya ke lukanya dan kemudian Carol dan dua simpanse dewasa lainnya juga menyentuh luka itu dan memindahkan serangga itu di atasnya. Ketiga simpanse yang tidak berhubungan itu tampaknya melakukan perilaku ini semata-mata untuk keuntungan anggota kelompok mereka."

Baca Juga: Pertama Kalinya, Simpanse Liar Terekam Sedang Masturbasi Pakai Botol

Perilaku prososial yang mendorong empati di antara sekelompok hewan adalah hal yang kontroversial dalam biologi evolusioner. Sebab, perilaku ini tampaknya merusak 'keegoisan' dasar untuk bertahan hidup.

Selama ini, praktik pengobatan sendiri cukup umum ditemukan di dunia hewan. Praktik tersebut antara lain terlihat pada burung, lebah, kadal, gajah, dan simpanse.

Namun perilaku tanpa pamrih sehubungan dengan pengobatan alias praktik mengobati indvidu lain sangatlah jarang ditemukan di dunia hewan. Selain itu penggunaan serangga sebagai obat oleh hewan juga merupakan penemuan baru.

"Pengamatan kami memberikan bukti pertama bahwa simpanse secara teratur menangkap serangga dan menggunakannya pada luka terbuka," kata primatologis Tobias Deschner dari University of Massachusetts.

"Kami sekarang bertujuan untuk menyelidiki konsekuensi potensial yang menguntungkan dari perilaku yang mengejutkan seperti itu."

Serangga yang digunakan oleh simpanse untuk pengobatan topikal ini belum diidentifikasi. Namun dilihat dari seberapa cepat primata harus bergerak untuk merebut artropoda berwarna gelap dari lingkungan mereka, para peneliti menduga serangga ini mungkin bersayap dan memiliki semacam sifat anti-inflamasi atau antiseptik.

Manusia sendiri diketahui menggunakan serangga dengan cara yang sangat mirip, karena tubuh kecil beberapa invertebrata memang memiliki khasiat obat. Beberapa catatan tertulis, misalnya, menunjukkan bahwa 'terapi belatung' telah digunakan oleh manusia untuk mengobati luka selama ribuan tahun di seluruh dunia.

Meskipun manusia telah mengamati simpanse di Afrika selama beberapa dekade, bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya para peneliti melihat perilaku serupa di antara hewan dan ini menunjukkan bahwa spesies kita bukan satu-satunya yang berperan sebagai dokter dan pasien. Laporan studi atas temuan ini telah terbit di jurnal Current Biology pada 7 Februari 2022.

Penggunaan obat topikal oleh simpanse untuk luka simpanse lain ini memperkuat gagasan bahwa manusia bukan satu-satunya yang dapat bertindak untuk kepentingan yang lain. Mempelajari simpanse lebih lanjut dapat membantu kita memahami bagaimana perilaku prososial seperti itu pertama kali mulai berevolusi dan apa manfaat evolusionernya.

"Sangat menarik untuk melihat bahwa setelah beberapa dekade penelitian tentang simpanse liar, mereka masih mengejutkan kita dengan perilaku baru yang tidak terduga," ucap Deschner.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Simpanse dan Gorila Terlihat Berperang di Alam Liar