Merekam Kemegahan Matahari Terbit dari Balik Danau Kelimutu

By Nana Triana, Rabu, 23 Februari 2022 | 15:09 WIB
Indahnya matahari terbit di Danau Kelimutu. (Dok. Valention Lusi/National Geographic Indonesia)

“Saya tidak banyak mengalami masalah saat memotret sunrise dengan kondisi low-light. Smartphone realme 9 Pro+ cukup mudah digunakan untuk memotret objek di Danau Kelimutu,” ujarnya.

Danau Kelimutu. (Dok. Valention Lusi/National Geographic Indonesia)

Warna dari air danau, tanah dan bebatuan pada dinding danau, serta gradasi warna dari langit yang masih baru, mencetak komposisi kecantikan alam yang tiada dua. Matahari terbit adalah momen paling indah sebagai objek foto bagi para pelancong di Danau Kelimutu.

Kamera dari realme 9 Pro+, lanjut dia, cukup andal untuk mengambil gambar dalam kondisi minim cahaya (low-light). Dimotori sensor kamera flagship Sony IMX766, smartphone ini dinilai mampu menghasilkan gambar yang lebih terang saat low-light serta warna yang tajam.

Valentino juga tidak memerlukan tripod saat itu. Berdasarkan pengalamannya, kamera realme 9 Pro+ cukup stabil saat digunakan, sehingga fotonya lebih mulus dan detail. Rahasianya adalah Optical Image Stabilization (OIS) yang disematkan pada smartphone ini.

“Fitur yang tersemat pada realme 9 Pro+ membuat saya semakin percaya diri tidak menggunakan tripod saat memotret dalam kondisi ­low-light,” tambah Valentino.

Baca Juga: Menjumpai Blue Fire Kawah Ijen, Cahaya Unik Hanya Dua di Dunia

Valentino punya secuil tips bagi para pelancong yang berencana untuk berlibur ke Danau Kelimutu.  Pertama, waktu paling ideal ke danau ini adalah pada bulan Maret hingga awal Juni karena gradasi warna dari vegetasinya sangat elok saat memasuki musim kemarau. 

“Saat Mei sampai Juni, sudah mulai masa transisi, di mana gradasi warna rumput dan pepohonan berwarna kuning kecokelatan. Apalagi setelah bulan Agustus, semua vegetasi berwarna cokelat,” katanya.

Kedua, detik-detik matahari terbit merupakan momen yang sangat sayang untuk dilewatkan bagi para pelancong. Namun, karena tidak boleh bermalam di puncak, pelancong harus menginap di perkampungan pada kaki Gunung Kelimutu.

“Pelancong bisa menginap di Desa Moni yang jaraknya kurang lebih satu jam dari puncak gunung. Kemudian, pukul setengah empat pagi, bisa melanjutkan pendakian untuk dapat momen sunrise,” beber Valentino.

Selain Danau Kelimutu, lanjut dia, ada beberapa destinasi lain yang menyuguhkan panorama alam tak kalah menarik di sekitar danau tersebut, seperti air terjun, kebun edelweis, hingga kebun stroberi.

Baca Juga: Mengintip Perjalanan Menangkap Api Abadi di Kayangan Api Bojonegoro

“Sekitar 30 menit dari puncak Kelimutu, juga ada kampung tradisional yang bagus untuk dikunjungi," pungkas Valentino.

Sebagai informasi, Danau Kelimutu merupakan satu dari sembilan destinasi perjalanan yang dilakukan oleh delapan fotografer profesional dalam program Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia.

Program yang digelar realme Indonesia bersama National Geographic Indonesia ini bertujuan mengabadikan keunikan cahaya dari setiap destinasi. Para fotografer ditantang menghasilkan foto dalam kondisi cahaya temaram menggunakan kamera dari smartphone realme 9 Pro+.

Jika penasaran  dengan foto karya delapan fotografer pada ekspedisi ke sembilan destinasi wisata alam tersebut, Anda dapat mengunjungi laman https://bit.ly/realme9lights.