Tak Hanya para Petani, Tentara Merah Rusia Juga Memakai Sepatu Lapti

By Ratu Haiu Dianee, Sabtu, 26 Februari 2022 | 14:00 WIB
Exhibition (Arkady Shaikhet)

Biasanya para warga membuat Lapti lebih banyak pada musim dingin, karena kegiatan mereka yang hanya berdiam di dalam rumah dan tidak bertani.

Dikutip dari laman Russia Beyond, pada berbagai daerah memiliki metode menenun Lapti yang berbeda-beda. Di Rusia Tengah, kulit pohon diletakkan secara diagonal, dan mulai ditenun dari tumit sepatu.

Di bagian Barat, menenun dimulai dari ujung kaki dan kulit pohon diletakkan di atas. Sedangkan di Moskow, Lapti memiliki ciri-ciri tinggi sepergelangan kaki. Sementara di Utara, Lapti lebih rendah dan memiliki jari kaki yang runcing.

Lapti musim dingin dibuat dari dua lapis kulit kayu dan terkadang memiliki sol kulit. Ada juga Lapti “akhir pekan”, dengan ciri-ciri lebih tipis, dicat dengan ornamen khas, dan diikat dengan pita wol.

Pemakaian Lapti hanya akan bertahan hingga 10 hari, sekali pun dengan Lapti yang berkualitas tinggi. Sedangkan pada musim panen, Lapti hanya bertahan hingga 4 hari.

Maka dari itu, tak sedikit petani membawa Lapti cadangan untuk berjaga-jaga di ladang saat bekerja.

Baca Juga: Penemuan Surat Kuno Dari Kulit Pohon Birch di Kota Kuno Novgorod

Kepercayaan Masyarakat Rusia pada Lapti

Menurut kepercayaan masyarakat Rusia, Lapti yang sudah lama atau rusak tidak boleh dibuang. Mereka akan menggantungnya di pagar atau di gudang dan di dalam rumah.

Tentu saja para petani Rusia tidak menyimpan semua Lapti yang usang, tetapi mereka membakarnya karena tradisi yang menyatakan bahwa dilarang membuangnya.

Membuat Lapti adalah keterampilan yang penting bagi setiap orang Rusia. Selain menjadikannya sebagai alas kaki, Lapti juga dipercaya dapat menangkal kekuatan jahat.

Kemudian mengangkut roh-roh rumah dari satu tempat tinggal ke tempat tinggal lainnya. Lapti akan sering ditemui bergantungan pada pagar atau di dalam rumah saat kita berkunjung.