Repin Menggambar Pilu Para Pengangkut Tongkang Sungai Volga di Rusia

By Galih Pranata, Senin, 7 Maret 2022 | 09:00 WIB
Barge Haulers di Sungai Volga, Rusia yang dilukiskan dengan sangat dramatis dan realis oleh Ilyan Repin pada 1870. (Rossia/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Tongkang berukuran besar, jelas berat, berat sekali. Pemandangan sekelompok laki-laki dengan pakaian compang-camping terlihat mengerahkan kekuatannya di antara letih dan perih.

Kepiluan itu bisa terlihat dari goresan kanvas Repin yang menyayat hati. Goresannya mengisahkan para Burlak, pengangkut tongkang kapal di Rusia yang susah payah demi upah yang tak seberapa. 

Burlak upahan biasanya dari kalangan penduduk miskin, menarik dengan tali panjang kapal dan berenang melawan arus. Hal itu digunakan untuk memindahkan tongkang industri dari perairan satu ke perairan lain, pekerjaan sebagai buruh kasar.

"Mereka menjadi seorang yang bijak, kuat dan berpengalaman yang mengetahui banyak lagu (untuk menghiburnya dari kelelahan)," tulis Sports Insider dalam artikelnya berjudul Kto perevozchik barzhi? Pravda i vymysel v 'Burlakakh na Volge'.

"Para pengangkut tongkang selalu melakukan setiap langkah dengan kompak dan serentak dengan kaki kanan, kemudian menarik ke kiri," tambahnya.

Seniman Ilya Repin mulai melukis fenomena para Burlak sekitar tahun 1870–1873, selama menempuh perjalanannya melintasi Sungai Volga yang panjang di Rusia. Ia menamai karyanya dengan Barge Haulers.

"Barge Haulers terinspirasi oleh pemandangan yang disaksikan oleh Repin saat berlibur di Volga pada tahun 1870," sebutnya.

Foto para Burlak pada tahun 1900-an di Sungai Volga, Rusia. (Wikimedia Commons)

Repin dibesarkan di Chuguev, di Kegubernuran Kharkov (sekarang Ukraina) dan menyadari kemiskinan dan kesulitan sebagian besar kehidupan pedesaan Rusia pada waktu itu. Ia menghabiskan dua tahun bepergian.

Selama perantauannya itu, ia mengamati beragam dimensi sosial yang ada di sekitarnya, umumnya ia cermati selama perjalanan ke Rusia. Barge Haulers merupakan salah satu hasil karyanya.

Terlihat pada goresan-goresan kanvasnya, ada rasa kelelahan dan keputusasaan yang memuncak bergerak dari langkah kiri ke kanan di antara kelompok; pengangkut terakhir tampaknya tidak menyadari sekelilingnya dan terasa seperti melayang tak karuan.

Lukisan pilu tentang para pangangkut tongkang yang kelelahan. (The Art of Ilya Repin/Wikimedia Commons)

Di sisi lain, Repin tertarik dengan kekuatan dan upaya mereka, memperlihatkan mereka sebagaimana manusia super. Para Burlak seperti sekelompok Hercules dengan rambut acak-acakan, dada mereka yang kecokelatan, dan tangan mereka yang kaut dan berotot.

Lukisannya menarik pujian dari dunia internasional untuk penggambarannya yang sangat realistis dalam menangkap berat dan sulitnya pekerjaan kasar para laki-laki pengangkut tongkang kapal.

"Segera setelah selesai, lukisan itu dibeli oleh Grand Duke Vladimir Alexandrovich dan dipamerkan secara luas di seluruh Eropa sebagai tengara lukisan realis Rusia," imbuhnya.

Baca Juga: Johanna, Wanita yang Membuat Pelukis Vincent van Gogh menjadi Pesohor

Baca Juga: Ada Misteri Pahit dalam Senyum Mona Lisa, Dokter Ini Memecahkannya

Baca Juga: Inspirasi Mengerikan di Balik Lukisan Terbaik Pablo Picasso

  

Repin menganggap karyanya Barge Haulers sebagai lukisan profesional pertamanya dan karya itulah yang mendefinisikannya sebagai master dokumenter tentang ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.

Ketika pertama kali karyanya dipamerkan, ia menerima ulasan yang antusias karena penggambarannya yang tidak sentimental tentang pekerja kelas bawah, yang sangat kontras dengan sifat romantis, klasik, atau propagandis dari sebagian besar seni kontemporer Rusia.

Terlepas dari realisme sosialnya, Barge Haulers dibeli oleh putra kedua Tsar, Grand Duke Vladimir Alexandrovich. Ia memampang karya Repin untuk Pameran Internasional tahun 1873 di Wina, di mana berhasil memenangkan Repin medali perunggu.

Namun, di balik keberhasilan Repin, sejatinya lukisan itu menyimpan sejumlah kritik dan pertanyaan. Apakah sangat menyedihkan nasib mereka? Jawabannya tentu benar, hanya saja, Repin mendramatisir agar membuatnya lebih memilukan lagi.