Sampah Luar Angkasa Bisa Merusak Satelit dan Membunuh Astronaut

By Agnes Angelros Nevio, Kamis, 10 Maret 2022 | 15:00 WIB
Satelit yang rusak, bagian roket bekas, dan sampah lainnya — bahkan sarung tangan astronot — mencemari lingkungan dekat ruang angkasa. (JOHAN63/ISTOCK)

Soviet meluncurkan satelit pertama ke luar angkasa — Sputnik I — pada 4 Oktober 1957. Sejak itu, pemerintah, militer, dan perusahaan di seluruh dunia telah mengirimkan puluhan ribu satelit lagi. Pada tahun 2020 saja, lebih dari 1.200 satelit baru memasuki ruang angkasa — lebih banyak dari tahun sebelumnya. Dari lebih dari 12.000 satelit yang dikirim ke luar angkasa, ESA memperkirakan sekitar 7.630 masih berada di orbit. Hanya sekitar 4.800 yang masih berfungsi.

  

Baca Juga: Astronaut ISS Lihat Oasis Kuno Berbentuk Love di Dekat Danau Qarun

Baca Juga: Studi Baru: Perjalanan ke Luar Angkasa Sebabkan Space Anemia

Baca Juga: Sains Terbaru: Kantong Tidur Berteknologi Tinggi Untuk Astronaut

   

Puing-puing luar angkasa telah berkembang selama beberapa dekade. Sebagian besar berada di apa yang oleh para ilmuwan disebut orbit rendah Bumi, atau LEO. Itu berarti ia mengorbit sekitar 1.000 kilometer (620 mil) di atas permukaan bumi. ISS juga berada di orbit rendah Bumi.

Salah satunya adalah Envisat, satelit ESA yang diluncurkan pada 2002. Satelit itu mati 10 tahun setelah misinya memantau iklim Bumi. Bangkainya kemungkinan akan tetap menjadi ancaman setidaknya selama 100 tahun ke depan.

"Ini adalah kecelakaan mobil besar di langit yang menunggu untuk terjadi," Pollacco khawatir.

Beberapa tabrakan besar telah menghasilkan banyak puing-puing luar angkasa yang diketahui. Pada tahun 2007, China meluncurkan rudal untuk meledakkan salah satu satelit cuaca lamanya. Ledakan itu menghasilkan lebih dari 3.500 keping puing besar, serta awan raksasa kepingan kecil. Pada tahun 2009, sebuah satelit Rusia yang mati bertabrakan dengan satelit komunikasi milik perusahaan AS. Tabrakan ini juga menghasilkan awan besar puing.

Departemen Pertahanan AS menjalankan Jaringan Pengawasan Luar Angkasa. Ia menggunakan radar dan teleskop lain untuk melacak puing-puing yang lebih besar. Jaringan ini sekarang melacak lebih dari 25.000 potongan besar, menurut NASA. Ketika peluang salah satu bongkahan itu akan bertabrakan dengan ISS lebih besar dari 1 banding 10.000, stasiun luar angkasa akan menyingkir. Perusahaan swasta juga mulai melacak puing-puing dalam beberapa tahun terakhir.

Sampah luar angkasa bisa sangat beragam