“Sebenarnya bisa saja kita memotret siang hari, tapi kan jadi datar saja. Tidak ada permainan cahaya dan warna-warna natural yang bisa ditangkap (kamera). Nah, kalau pagi hari, kita bisa memadukan pemandangan kabut di antara bukit dan kawah. Itu menarik banget,” papar Didi.
Untuk mendapatkan hasil jepretan terbaik, Didi pun mengambil spot di puncak Bukit Patuha. Jalan menuju Bukit Patuha dapat ditemukan melalui pintu masuk Bumi Perkemahan Apache.
Baca Juga: Menyambut Sunset di Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Barat Nusantara
Dari puncak bukit tersebut, wisatawan dapat menemukan pemandangan Kawah Putih Ciwidey sekaligus permukiman warga yang "bersembunyi" di balik dataran tinggi. Tidak heran apabila bukit ini juga sering dijadikan spot berfoto bagi para wisatawan.
"Kalau misalnya ambil foto dari pinggir Kawa Putih Ciwidey langsung, menarik sih. Hanya saja, kita enggak bisa bertahan lama di sana karena situasinya kurang menyenangkan, yaitu ada bau belerang yang menyengat," jelas Didi.
Sementara itu, untuk mengoptimalkan pengambilan gambar, Didi mengaku tidak banyak melakukan penyesuaian pada smartphone realme 9 Pro+ yang ia gunakan untuk memotret.
Adapun fitur yang digunakan adalah Night Mode dengan posisi kamera landscape. Didi juga mengatur titik fokus agar obyek yang ditangkap lebih tajam. Selain itu, ia menggunakan tripod agar pengambilan gambar lebih stabil.
"Saya pikir enggak butuh banyak waktu untuk adjust dengan fitur-fitur kamera yang ada di realme 9 Pro+ ini. Karena, selain penggunaannya sangat mudah, bisa menambah edit value pada hasil fotografi," kata Didi.
Menurut dia, kamera dari realme 9 Pro+ cukup mumpuni untuk smartphone photography, termasuk untuk memotret dalam kondisi cahaya temaram (low-light). Dibekali sensor kamera flagship Sony IMX766, smartphone ini mampu menghasilkan gambar yang tajam dan detail.
Pentingnya persiapan