Dua Tahun Pagebluk, Virus Corona dan Evolusinya yang Belum Berakhir

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 16 Maret 2022 | 13:00 WIB
Virus corona telah dua tahun menjangkit sebagai pagebluk COVID-19. Tetapi, evolusinya terus berjalan dan penyebarannya melebar ke spesies lain. (NIAID/FLICKR)

Gupta mengungkapkan, alasan mengapa virus corona bisa begitu cepat berevolusi dibanding virus lainnya. Virus itu berevolusi untuk jangka waktu yang lama di tubuh orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan. Dia bersama tim melakukan melaporkan temuannya di jurnal Nature Februari 2021.

"Bahwa virus mengubah biologinya secapat ini dalam sejarah evolusinya adalah penemuan besar," ujar Gupta.

   

Baca Juga: Varian Baru Virus Corona dengan 46 Mutasi Teridentifikasi di Prancis

Baca Juga: Virus Corona Bisa Berdampak Terhadap Kepekaan Pancaindera Kita

Baca Juga: Gejalanya Sama dengan COVID-19, Apakah Flu Rusia dari Virus yang Sama?

     

Sebenarnya, lanjut Gupta, virus lain seperti influenza juga mengalami mutasi pada individu dengan gangguan kekebalan, tetapi hal itu "sangat jarang" dan hanya "mengifeksi dalam kisaran yang sempit." Virus corona justru mampu menginfeksi banyak area tubuh yang berbeda, sehingga membuat efek yang lebih rumit untuk diuraikan para ilmuwan.

Namun, ilmuwan juga khawatir dengan kemampuan virus corona yang kini menjangkau populasi di luar manusia, hewan.

Hal ini membuat para ahli memprediksikan pagebluk masih panjang. Akibatnya, berkembang pula penelitian untuk mengidentifikasi mamalia seperti primata, rusa, paus, lumba-lumba, dan hewan peliharaan. Sebab, terang para peneliti di jurnal PNAS pada Agustus 2020, mamalia punya kesamaan dalam reseptor dengan manusia.

Meski demikian, ilmuwan lain menyarankan agar terus menaruh perhatian pada penyebaran SARS-CoV-2 antarmanusia. Penyebaran ini dinilai berdampak lebih besar karena bisa berdampak pada penularan dari manusia ke hewan.