Nationalgeographic.co.id—Tidak ada yang bisa mempertanyakan kredensial kekaisaran Agrippina. Dia merupakan cicit dari Augustus, cicit sepupu dari Tiberius (cucu dari Drusus), saudara perempuan Caligula, istri Claudius, dan ibu dari Nero.
Seperti kerabat laki-lakinya, Agrippina menikmati pengaruh yang besar. Dihormati dengan gelar Augusta pada tahun 50 Masehi, dia memegang kekuasaan politik seperti laki-laki—dan membayar harganya untuk itu.
Agrippina mencatatkan hidupnya dalam serangkaian memoar. Menurut sejarawan abad pertama Tacitus, Agrippina "mewariskan kepada keturunannya kisah hidupnya dan kemalangan keluarganya".
Sayangnya, tulisan-tulisan Agrippina—dan perspektifnya yang autentik— telah hilang. Sebagian besar dari apa yang diketahui tentang dia berasal dari sumber-sumber kedua yang ditulis setelah kematiannya. Banyak sejarawan kontemporer mengutuknya karena melanggar struktur patriarki Roma dengan ambisi blak-blakannya.
Banyak juga yang menyalahkan Agrippina atas tindakan putranya, Nero. Agrippina memiliki ambisi besar untuk menjadikan Nero sang anak menjadi Kaisar Romawi. Berbagai jalan rela dia tempuh untuk mewujudkan itu.
Baca Juga: Elagabalus: Kaisar Romawi yang Dibenci, Mati Dibunuh dan Dimutilasi
Agrippina mulai membuat gelombang ketika saudara laki-lakinya Caligula menjadi kaisar pada tahun 37 Masehi. Pada era inilah citra akan sosoknya mulai muncul.
Sebuah koin yang dicetak dengan patung Caligula di bagian depan menampilkan tiga saudara perempuannya di bagian belakang. Digambarkan sebagai Securitas, keamanan dan kekuatan kekaisaran, Agrippina bersandar pada kolom bersama saudara-saudara perempuannya Drusilla dan Livilla, mewakili Concord dan Fortune.
Kaisar baru Caligula menghujani ketiga saudara perempuannya dengan kehormatan, memasukkan mereka ke dalam doa-doa resmi, dan bahkan meminta para konsul menyimpulkan proposal mereka ke Senat dengan formula "Keberuntungan dan nasib baik hadir di Gaius Caesar dan saudara-saudara perempuannya."
Agrippina tumbuh populer selama ini. Pada usia 22 tahun, ia melahirkan anak kandung satu-satunya, Lucius Domitius Ahenobarbus, yang kemudian lebih dikenal sebagai Nero.
Baca Juga: Kaisar Romawi Nero: Apakah Dia Layak Mendapat Reputasi Pria Nakal?
Sejak awal, sebagaimana dicatat National Geographic, Agrippina bertekad untuk satu tujuan: melihat putranya menjadi kaisar. Itu adalah hal yang tidak biasa karena ibu-ibu Romawi diharapkan untuk mempromosikan minat anak-anak mereka bukan memaksakan keinginannya kepada sang anak.