“Raja Mithradates menggunakan kesempatan itu untuk menyerang balik,” tutur Llyods.
Pada 146 SM, bagian barat wilayah Mediterania dan Yunani sudah berada di bawah kendali Kekaisaran Romawi. Pada 133 SM, Kekaisaran Romawi berkembang dan merebut Pergamon di bagian barat Asia Kecil.
Ketidakadilan pajak menghancurkan rakyat
Tidak butuh waktu lama sampai penjajah Romawi, pedagang dan pemungut pajak pindah ke provinsi tersebut.
Para pemungut pajak adalah orang pribadi yang menuntut uang dalam jumlah besar dari penduduk setempat.
Dengan dukungan dari Kekaisaran Romawi, para pemungut cukai ini menghancurkan kehidupan banyak orang miskin. Beberapa keluarga bahkan harus menjual anak-anak mereka supaya bisa membayar pajak.
Ini di luar kendali, bahkan orang Romawi sendiri mengakui bahwa mereka telah kehilangan kendali atas pemungutan pajak di provinsi baru itu. Karena pajak, masyarakat memiliki banyak alasan untuk membenci pemerintahan Romawi.
Pembantaian 80.000 warga sipil
Pada 88 SM, pembantaian lebih dari 80.000 warga sipil terjadi di Anatolia (Turki barat). Para korbannya adalah para pedagang Romawi dan Italia, pedagang budak dan pemungut cukai.
“Semua ini adalah para pemukim yang sangat dibenci di provinsi baru Roma di Asia,” imbuh Llyods.
Pembantaian, yang dilakukan oleh warga Anatolia, Yunani, Yahudi, dan warga lainnya di lebih dari selusin kota, menyapu bersih kehadiran Romawi di wilayah tersebut.
Penyelenggara pembantaian itu adalah Raja Mithradates. Pembantaian ini menjadi awal dari perang panjang antara Kekaisaran Romawi dan Raja Mithradates.