Temuan terbanyak terdapat di Laguna Wayag, yaitu 8.266 deteksi. Deteksi ini direkam pada 99 hari yang berbeda dari total 110 hari durasi pemantauan, yang menunjukkan bahwa juvenil pari manta karang di Laguna Wayag terdeteksi hampir setiap hari selama sekitar 3,5 bulan.
Berbeda dengan telemetri akustik pasif, telemetri satelit digunakan untuk memantau rentang distribusi pari manta dengan memanfaatkan lokasi GPS yang dipancarkan oleh tag satelit. Sebanyak 5 tag satelit dipasangkan pada pari manta di Dayan dan Yef Nabi Kecil, yakni dua situs yang sebelumnya belum pernah dipasang tag satelit pada studi lain sebelumnya. Dalam memasang tag satelit, prioritas utama adalah pari manta juvenil dan dewasa. Sejumlah temuan menarik didapatkan dari penggunaan telemetri satelit pada pari manta ini.
Satu pari manta bermigrasi antara KKPD Selat Dampier dan SAP Raja Ampat. Temuan ini memperkuat temuan sebelumnya, yakni studi bertajuk "Site fidelity and movement patterns of reef manta rays (Mobula alfredi: Mobulidae) using passive acoustic telemetry in Northern Raja Ampat, Indonesia)" yang dipublikasikan di jurnal internasional pada 2018. Pari manta ini juga diketahui menghabiskan beberapa waktu di sekitar Dayan dan Wai di KKPD Selat Dampier serta perairan sekitar Yef Nabi Kecil di SAP Waigeo Raja Ampat.
Satu juvenil yang dipasangi tag satelit di Yef Nabi Kecil terdeteksi menghabiskan banyak waktu di Kepulauan Fam (sebelah barat Selat Dampier). Hal ini memperkuat temuan tentang Kepulauan Fam yang dari studi lain sudah diidentifikasi sebagai habitat pembesaran juvenil pari manta.
Selain itu, temuan ini juga menunjukkan adanya konektivitas antara Kepulauan Fam dan Yef Nabi Kecil yang merupakan lokasi agregasi penting pari manta di SAP Raja Ampat di Waigeo Barat. Sebagai tambahan, penggunaan tag satelit ini juga menunjukkan adanya pergerakan pari manta di perairan Waigeo Barat di sekitar Pulau Kawe yang berada di luar jejaring KKP di Raja Ampat.
Baca Juga: Ketika Sains dan Kearifan Lokal Rajaampat Berpadu untuk Konservasi
Baca Juga: Potensi Wisata Bernilai Jutaan Dolar AS di Laut Sawu dan Rajaampat
Baca Juga: Hasil Buka Sasi Kelompok Perempuan Rajaampat: Panen Besar Biota Laut
Kegiatan kajian sensus populasi dan pola pergerakan pari manta ini merupakan bagian dari implementasi Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang - Inisiatif Segitiga Terumbu Karang atau Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI). Program ini dijalankan oleh Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), badan di bawah Bappenas RI, bersama para mitra kerjanya, termasuk YRCI.
Riyan Heri Pamungkas, Manajer Proyek YRCI yang menangani proyek dalam COREMAP-CTI, berharap kajian pari manta ini bisa memperkuat data penelitian sebelumnya di Raja Ampat. Selain itu, hasil kajian ini juga diharapkan bisa menjadi referensi dalam peningkatan pengelolaan kawasan konservasi di Raja Ampat khususnya di KKPD Selat Dampier, SAP Raja Ampat, dan SAP Waigeo Barat.