Suleiman I dari Utsmaniyah, Pengaruhnya bagi Eropa dan Nusantara

By Sysilia Tanhati, Senin, 4 April 2022 | 09:27 WIB
Meski tidak pernah bertemu dengan Sulaeman, Francis I berhasil membuat aliensi yang sukses dengannya. (Titian/Wikipedia)

   

Baca Juga: 3000 Masjid di Istanbul: Berkumpul Memuliakan Tuhan di Tempat Indah

Baca Juga: Orang Islam, Kristen dan Yahudi Mengalami Diskriminasi secara Berbeda

Baca Juga: Madrasah Al-Mustansiriya, Mengajarkan Islam dan Sains Sejak 1227

Baca Juga: Konstantinopel Berubah Jadi Istanbul Bukan Saat Direbut Sultan Ottoman

Baca Juga: Lelakon Ambisi Ottoman Turki dalam Pengepungan Konstantinopel

   

Sultan Aceh, Husain Ali Riayat Syah, menyebut Kekaisaran Utsmaniyah sebagai Khalifah Islam. Ekspedisi Utsmaniyah ke Aceh menyebabkan pertukaran antara Kesultanan Aceh dan Turki Utsmani dalam bidang militer, perdagangan, budaya, dan keagamaan. Bahkan kemampuan membuat Meriam, bedil sundut, dan senapan putar bergagang diperolehnya dari Utsmaniyah.

Menguatnya hubungan Kesultanan Aceh dengan Kekaisaran Ustmaniyah membuat Portugis khawatir akan monopoli rempah-rempah. Untuk menguasai rempah-rempah, Portugis mencoba menghancurkan sumbu perdagangan Aceh-Turki-Venesia.

Warisan Suleiman yang Luar Biasa

Pada tanggal 6 September 1566, saat dalam perjalanan dari Konstantinopel ke Hongaria untuk memimpin ekspedisi lain, Suleiman meninggal. Ollivier mengungkapkan, “Kematiannya dirahasiakan dari pasukan agar tidak mempengaruhi moral pasukan.”

Suleiman memang luar biasa karena berbagai alasan. Seorang pemimpin militer yang sukses, ia memperoleh wilayah di Eropa, Afrika, dan Asia. Sang Kaisar juga mempertahankan dan mengembangkan budaya yang sukses di Kekaisaran Utsmaniyah.

Memperluas kekaisaran ke wilayah terbesar yang pernah ada, mendominasi laut dari Mediterania ke Laut Merah ke Teluk Persia.

“Dia benar-benar seorang pemimpin yang luar biasa dan layak mendapatkan gelarnya,” tutur Ollivier.