Sejarah Penuh Darah Berlian Terkutuk Kooh-i-Noor yang Dimiliki Inggris

By Sysilia Tanhati, Jumat, 8 April 2022 | 15:00 WIB
Meski saat ini terpasang di mahkota ibu Ratu Elizabeth II, banyak yang mengeklaim kepemilikan permata ini. Termasuk India, Pakistan, dan bahkan Taliban. (Cyril Davenport et al and Manu Saluja/Wikipedia)

Baca Juga: Rezeki Penambang Uruguay Singkap Batu Kecubung Berbentuk Hati

Baca Juga: Sssttt, Ternyata Berlian Kini Jadi Alternatif Buat Kremasi Jenazah

  

Richard Kurin, Cendekiawan Terhormat dan Duta Besar Smithsonian, memiliki alasan mengapa permata ini dianggap terkutuk. “Bagaimana cara mereka memperolehnya, yang penuh darah, membuat berlian ini terkutuk,” ungkapnya.

“Ketika yang kuat mengambil sesuatu dari lemah, mereka tidak berdaya selain mengutuk,” kata Kurin.

Hingga kini, Koh-i-Noor masih menjadi perebutan. Namun Kurin dan Dalrymple sama-sama berpendapat bahwa negara penguasa yang pernah memiliki batu permata ini sudah tidak ada lagi.

Kepada siapa Kooh-i-Noor harus dikembalikan?

“Koleksi pasca-kolonial adalah topik besar di mana-mana,” kata Jane Milosch, direktur Provenance Research Initiative Smithsonian.

“Mungkin ada penilaian ulang untuk objek tertentu, 'kita mungkin memiliki kepemilikan yang sah, tetapi apakah masuk akal untuk menyimpan materi ini?'” Dia mengutip kasus tahun 2014 di mana British Museum mengembalikan dua patung perunggu dari Benin ke Nigeria. Patung ini diambil selama serangan pada tahun 1897 setelah perwira Inggris terbunuh selama misi perdagangan.

Namun mengungkap sejarah kolonial jauh lebih kompleks karena negara-negara itu sebagian besar sudah tidak ada. Kalau pun masih ada, mereka mungkin memiliki undang-undang ekspor yang berbeda.

Koh-i-Noor bukan satu-satunya harta karun yang diperebutkan yang saat ini berada di Inggris. Mungkin yang sama kontroversialnya adalah Elgin Marbles. Patung yang diukir 2.500 tahun yang lalu ini diambil dari Parthenon di Athena oleh Lord Elgin dari Inggris pada awal 1800-an.

Sejauh ini, Inggris telah mempertahankan kepemilikan patung dan berlian itu, terlepas dari seruan untuk pengembaliannya.

Anand berpendapat bahwa sejarah tentang berlian ini harus dibuat lebih jelas.

“Di pameran, orang-orang membaca petunjuk bahwa ini adalah hadiah dari India untuk Inggris. Saya ingin sejarah yang benar dimasukkan ke dalam berlian,” harapnya.