Nationalgeographic.co.id—Saat mencoba menangkal bencana di cincin api Pasifik, kebudayaan ini menunjukkan sisi gelapnya, jelas antropolog terkemuka Kim MacQuarrie
“Anak-anak ini akan dikumpulkan dari seluruh negeri dan akan dibawa dalam tandu bersama. Mereka harus berpakaian sangat bagus, berpasangan perempuan dan laki-laki,” tulis Juan de Betanzos dalam bukunya Narrative of the Incas.
Suku Inca adalah kelompok etnis superlatif. Suku ini menciptakan kerajaan asli terbesar di Dunia Baru dengan wilayah sepanjang 4.000 kilometer. Ini membentang dari Kolombia selatan hingga Chili tengah dan melintasi beberapa pegunungan paling tinggi di dunia.
Suku Inca juga memiliki satu tradisi yang terbilang kejam untuk manusia di zaman modern ini. Mereka memberikan kurban bagi sang dewa dan anak kecil menjadi kurban yang sempurna. Begitu banyak pilihan untuk menyenangkan dewa, mulai dari hasil pertanian hingga ternak, mengapa anak kecil selalu dipilih?
‘Romawi’ dari Dunia Baru
Selama kurang dari 100 tahun, suku Inca berhasil membuat 41.600 km jalan, memerintah kerajaan dan memaksakan bahasa dan budaya mereka. Dalam arti yang sangat nyata, suku Inca adalah ‘Roma’ dari Dunia Baru.
Seperti orang Romawi, mereka adalah administrator dan pembangun kekaisaran yang sangat baik. Seperti orang Romawi, Inca mengadaptasi banyak aspek dari kebudayaan lain. Mulai dari metalurgi dan peperangan dan arsitektur hingga pertanian dan peternakan dan astronomi.
Suku Inca juga mengambil, mengubah dan memasukkan unsur-unsur dari banyak agama Amerika Selatan lainnya. “Ini termasuk kurban manusia,” ungkap Kim MacQuarrie, seorang antropolog yang membuat film dokumenter tentang suku Inca.
Penemuan mumi anak yang dikurbankan menimbulkan pertanyaan yang besar: mengapa suku Inca, meskipun menjadi salah satu budaya yang paling kuat, canggih dan berprestasi di Dunia Baru, merasa perlu untuk mengurbankan anak-anak mereka di puncak gunung?
Jawabannya dapat ditemukan dalam kombinasi aneh kepercayaan agama Inca, bencana alam, dan kesulitan mencoba bertahan hidup. Mereka hidup di tengah ketinggian beku salah satu rantai gunung paling bergejolak di dunia.
Menarik pajak untuk membangun wilayah kekuasaan
Seperti kerajaan berbasis pertanian lainnya, pemerintahan Inca dibangun di atas timbal balik antara elit Inca dan petani. Petani diharapkan membayar pajak dalam bentuk barang dan tenaga kerja. Sebagai imbalannya, negara diharapkan memberikan keamanan, hukum, dan administrasi bagi warga kekaisaran. Warga juga berhak mendapatkan bantuan darurat pada saat kelaparan atau bencana alam.