Mengapa Anak Kecil Dijadikan Kurban untuk Dewa di Peradaban Inca?

By Sysilia Tanhati, Selasa, 12 April 2022 | 15:00 WIB
Anak-anak dipilih karena 'kemurnian' mereka sehingga mereka jadi persembahan terbaik untuk dewa haus darah. (Gustavowollff1234/Wikipedia)

Baca Juga: Machu Picchu, Sebuah Kesalahan Nama untuk Merujuk Kota Inca Kuno

Baca Juga: Q'eswachaka: Jembatan Tali Inca yang Menghubungkan Tebing-Tebing Curam

Baca Juga: Wujud Mumi Anak Suku Inca, Korban Ritual Pengorbanan Pada Dewa

Baca Juga: Juanita, Mumi Gadis Es Inca yang Tubuhnya Dikurbankan di Gunung Ampato

       

Di saat genting penuh ketidakpastian, seperti ketika kaisar meninggal atau bencana alam hebat, para pendeta mengorbankan prajurit yang ditangkap. Suku Inca juga memiliki anak-anak yang dibesarkan secara khusus dan sempurna untuk para dewa. Percaya pada kehidupan setelah kematian, mereka yakin bahwa anak yang dikurbankan akan menghuni dunia yang lebih baik dan berlimpah.

Namun mengapa anak kecil, bahkan bayi dan remaja yang menjadi persembahan? Anak-anak dan remaja dikurbankan secara ritual untuk menenangkan para dewa dan menjadi pelayan bagi para kaisar yang telah meninggal.

Anak-anak juga dipilih karena 'kemurnian' mereka sehingga jadi persembahan terbaik untuk dewa haus darah. Anak-anak yang polos dan suci itu dipercaya bisa membujuk dan menenangkan dewa.

Memiliki seorang anak yang dikurbankan atas nama agama dianggap suatu kehormatan, mereka dipilih dari berbagai wilayah di kekaisaran.

Belajar dari budaya yang sudah musnah, suku Inca melakukan yang terbaik untuk mengatasi bencana alam.

Untuk memastikan kelangsungan hidup rakyat dan kerajaan, mereka mengamati alam dan berusaha mendapatkan kendali atasnya. “Salah satu caranya adalah melakukan persembahan manusia,” imbuh MacQuarrie.