Frumentarii, Pengumpul Gandum yang Diangkat Jadi Agen Rahasia Romawi

By Sysilia Tanhati, Rabu, 27 April 2022 | 11:00 WIB
Sebagai polisi rahasia, frumentarii bukan berarti bebas dari kesalahan. Mereka tidak disukai sebagian besar orang Romawi. (Apollodorus of Damascus/Trajan's Column)

Nationalgeographic.co.id—Hadrian adalah salah satu dari ‘lima kaisar baik’ di Kekaisaran Romawi. Berlangsung selama 21 tahun (117-138 M), pemerintahannya ditandai dengan catatan positif tentang penyatuan kerajaan dan reformasi budaya. Hadrian juga diketahui telah memodifikasi penggunaan dinas rahasia Romawi, atau frumentarii.

Frumentarii adalah elit militer khusus di Kekaisaran Romawi yang bertugas sebagai polisi rahasia kaisar.

Awalnya, mereka adalah pengumpul gandum di Kekaisaran Romawi dan berurusan dengan pengumpulan pajak. “Tidak hanya itu, frumentarii juga bertanggung jawab untuk mengendalikan dan mengatur pengiriman biji-bijian ke ibukota,” ungkap A. Sutherland dilansir dari laman Ancient Pages.

Pembelian dan distribusi biji-bijian di antara personel militer Romawi adalah tugas awal frumentarii. Tugas ini yang menempatkan mereka dalam posisi yang selalu bepergian melintasi kekaisaran. Dalam menjalankan tugas itu, mereka beriteraksi dengan pejabat Romawi, pemimpin militer, dan warga sipil.

Kaisar Hadrian menyadari potensi pengumpulan intelijen dari kekuatan tersebut. Sehingga kemudian mengubah mereka menjadi pengawal Praetorian sendiri. Dikatakan 'dia ingin tahu hal-hal yang seharusnya tidak dia ketahui' dan frumentarii adalah petugas yang sempurna untuk tujuan itu.

Peran mereka jadi berkembang pada masa pemerintahan Hadrian. Tidak hanya menjadi pengumpul gandum, mereka juga bertanggung jawab atas stabilisasi internal. Ini termasuk penangkapan orang-orang yang dicurigai akan merusak ketenangan dan keamanan Romawi.

Frumentarii adalah unit khusus Kaisar Hadrian dari Praetorian untuk mengendalikan situasi politik di Romawi selama ketidakhadiran kaisar.

“Mereka melindungi kaisar dari kemungkinan konspirasi,” tambah Sutherland, “dan menyelidiki orang-orang penting dan kehidupan mereka.”

Hadrian ingin tahu banyak dan seperti yang pernah dia katakan, ‘dia ingin tahu hal-hal yang tidak boleh diketahui’. Jadi ini juga berlaku untuk kehidupan pribadi individu di sekitarnya.

Menurut Hadrian, pengetahuan—apapun jenisnya—adalah kekuatan.

Sangat sedikit informasi tentang unit khusus ini. Namun prasasti kuno di batu nisan mengonfirmasi bahwa frumentarii yang selalu bekerja dalam seragam, biasanya melekat pada legiun individu.

Mereka melakukan tugas khusus di tempat yang berbeda tetapi mereka ditempatkan di Castra Peregrina di Roma. Meski disebut sebagai polisi rahasia di zaman modern, mereka tidak menyembunyikan diri dan hidup terbuka berbaur dengan masyarakat. Seragam mereka dengan jelas menentukan afiliasi mereka.

Dapat dikatakan bahwa unit frumentarii memiliki status moral dan sosial yang tinggi. Dan mereka yang menjadi frumentarii sangat bangga akan status itu. Ini terbukti dari catatan di batu nisan mantan frumentarii.

Sutherland juga mengungkapkan, “Meski jadi orang kepercayaan kaisar, mereka tidak sepenuhnya bebas dari kesalahan.”

Perwira-perwira ini tidak disukai oleh sebagian besar masyarakat Romawi karena salah satu tugas memata-matai orang.

Aktivitas mereka tidak membuat Frumentarii disukai masyarakat umum. Administrator Romawi bisa sewenang-wenang, otoriter, dan korup. Ketika mereka terlibat dalam pemungutan pajak dan mendeteksi subversi, godaan untuk korupsi semakin besar.

Seorang penulis abad ketiga menggambarkan provinsi-provinsi itu sebagai 'diperbudak oleh rasa takut', karena mata-mata ada di mana-mana. Banyak orang Romawi dan orang-orang di provinsi merasa tidak mungkin untuk berpikir atau berbicara dengan bebas karena takut dimata-matai.

“Pengintaian frumentarii menjadi merajalela pada akhir abad ketiga dan perilaku mereka dibandingkan dengan penjarah,” ungkap Michael Ellmer dilansir dari Grey Dynamics. Mereka memasuki desa-desa seolah-olah mengejar penjahat politik, menggeledah rumah, dan kemudian meminta suap dari penduduk setempat.

Karena pelanggaran yang dilakukan oleh polisi rahasia ini, kaisar Diocletian (284-305 M) membubarkan unit tersebut. Ia menggantinya dengan apa yang disebut agentes in rebus (agen umum). Perubahan ini didasarkan pada fakta bahwa mereka direkrut dari warga sipil, bukan militer. Unit itu berisi 200 hingga 1000 orang.

  

Baca Juga: Delator, Pengumpul Gosip Romawi yang Bertugas Ajukan Pelanggaran

Baca Juga: Misteri Hilangnya Romulus Pendiri Roma: Dibunuh atau Naik ke Surga?

Baca Juga: Penasaran Seperti Apa Santapan Orang Romawi? Kunjungi Museum Ini

Baca Juga: Mengapa Bangsa Romawi Kerap Memiliki Kaisar yang Gila dan Sesat?

  

Perubahan yang diperkenalkan oleh Diocletian tidak berhasil dan pelanggaran yang dilakukan oleh agen frumentarii berlanjut. Mereka sepenuhnya beroperasi di Kekaisaran Bizantium hingga abad ke-8.

Banyak dari anggota frumentarii yang memiliki kewenangan istimewa. Mereka dianggap sebagai organ kontrol yang lebih tinggi dari gubernur lokal, bertugas memantau seluruh provinsi Romawi.

Terkadang frumentarii juga sangat ditakuti dan pada saat yang sama, pekerjaan mereka sangat dihargai oleh kaisar. Sehingga kaisar memberikan promosi untuk memegang posisi penting pemerintah.

Sebagai perwira senior yang melayani dengan baik dan tanpa cela mereka memiliki kesempatan untuk bekerja di prefektur Praetorian. Di sini mereka melakukan tindakan kontrol mereka terhadap birokrasi.

Karena tugas memata-matainya ini, frumentarii dianggap sebagai spionase tertua di dunia.