Tempat Lahirnya Peradaban, Bagaimana Bangsa Sumeria Mengubah Dunia?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 30 April 2022 | 13:00 WIB
Bangsa Sumeria orang-orang yang inovatif, inventif, serta imajinatif. Jadi, tentu bukan tanpa alasan para sejarawan dan arkeolog menyebut Mesopotamia sebagai tempat lahirnya peradaban. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Kebanyakan sarjana setuju bahwa bangsa Sumeria kuno adalah peradaban yang paling awal berkembang dalam sejarah. Oleh karena itu Mesopotamia sering dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban. Namun bagaimana tepatnya bangsa Sumeria mengubah dunia?

Orang kuno mengenal seni jauh sebelum kelahiran peradaban Sumeria dan mereka juga mempraktikkan pertanian sekitar 8.000 SM. Akan tetapi kekuatan Mesopotamia adalah bahwa bangsa Sumeria mengambil banyak aspek budaya manusia. Kemudian mereka mengubahnya menjadi apa yang sekarang kita sebut peradaban.

Bangsa Sumeria kuno, "yang berkepala hitam", muncul di dataran banjir di hilir Sungai Tigris dan Efrat sekitar 4000 SM. Kini tempat itu disebut sebagai Irak modern.

Bukanlah orang pertama di planet kita, tetapi bangsa Sumeria adalah yang pertama dalam banyak bidang keahlian. Beberapa objek dan teknologi yang kita anggap remeh sekarang merupakan persembahan bangsa Sumeria untuk dunia.

Bangsa Sumeria menciptakan seni menulis

Dari puisi epik Sumeria "Inanna dan Enki" kita mengetahui bahwa seni menulis adalah salah satu dari banyak elemen dasar peradaban. Tulisan itu didedikasikan untuk orang-orang di bumi oleh Enki, Dewa Kebijaksanaan.

Lebih dari 5.000 tahun yang lalu, orang yang tinggal di Mesopotamia mengembangkan bentuk tulisan. Ini digunakan untuk merekam dan mengomunikasikan berbagai jenis informasi. Bentuk awal penulisan didasarkan pada piktogram, yang membantu mengomunikasikan informasi dasar tentang tanaman dan pajak.

“Dengan menggunakan tablet paku ini, bangsa Sumeria mengembangkan naskah yang sangat mirip dengan tulisan hari ini,” ungkap Allen Lloyd dilansir dari laman Ancient Pages.

Pada awalnya, mereka menggunakan 1.000 karakter. Namun kemudian, mereka berhasil memastikan lebih banyak kejelasan ke dalam skrip dengan sekitar 400 karakter. Sekitar tahun 2.500 SM, aksara Sumeria menjadi jauh lebih maju. Tidak lagi sebatas informasi tentang tanaman dan pajak, tetapi juga menggambarkan emosi seperti ketakutan, kemarahan, atau harapan.

Kode moral dan hukum diciptakan di Sumeria

Seperti di sebagian besar masyarakat kuno, para imam sangat dihormati. Mengeklaim memiliki kemampuan berkomunikasi dengan para dewa, para imam mengambil tempat di puncak hierarki sosial. “Dari sini akhirnya sistem kelas dikembangkan,” tambah Lloyd.

Pentingnya agama terinspirasi dari kode moral, yang mengarah pada aturan formal. Pada akhirnya, ada hukuman bagi mereka yang tidak taat.