Nationalgeographic.co.id – Ketika pandemi COVID-19 merajalela, interaksi sosial dibatasi. Akibatnya, cara aktivtas pun mengalami perubahan untuk bisa beradaptasi, mulai dari kegiatan bekerja sampai beribadah.
Tahun 2022, dua tahun setelah pandemi merajalela, ada penurunan kasus yang diikuti oleh vaksinasi yang berjalan luas. Meski perubahan semuanya terlihat kembali normal, pada akhirnya cara beradaptasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan, termasuk kegiatan kita saat mudik lebaran.
Kali ini, National Geographic Indonesia memberikan panduan kepada Anda agar bisa mudik lebaran dengan aman dan nyaman setelah pandemi menerpa.
Dapatkan vaksin dosis ketiga sebelum naik kendaraan umum
Menurut laporan penelitian di jurnal Biotech Innovations yang dipublikasikan 12 April 2022, orang yang telah mendapatkan dosis ketiga vaksin 45 hingga 76 persen efektif mencegah perawatan kronis dan kematian akibat COVID-19. Meski ada risiko terkena, dosis ketiga ternyata 86 persen efektif untuk penyembuhan.
Pemerintah Indonesia menjadikan vaksin dosis ketiga sebagai syarat wajib berpergian menggunakan pesawat dan kereta. Sementara bagi yang belum, harus menunjukkan hasil negatif screening COVID-19.
Sebaiknya, Anda sudah mendapatkan vaksin dengan dosis lengkap sebelum memutuskan mudik. Alasannya, supaya Anda terhindar dari risiko penyebaran COVID-19 yang bisa menularkan kepada keluarga di kampung halaman atau orang lain di sekitar, jika hasil skrining tidak sesuai dengan kondisi kesehatan yang sebenarnya.
Mendapatkan dosis lengkap vaksin juga dapat menghemat biaya pengeluaran mudik. Anda bisa bayangkan berapa kali harga yang harus dibayar dalam lebih dari satu kali uji skrining demi bisa berangkat mudik. Sedangkan vaksin diberikan secara gratis untuk Anda.
"Apabila merasa kurang sehat, maka cukup diam di rumah. Tingkatkan imunitas tubuh dengan istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang bergizi," kata Laura Navika Yamani, epidemiolog Universitas Airlangga (UNAIR) dalam laman universitas.
Cari jalur alternatif dan jaga kesterilan kendaraan pribadi
Mudik lebaran identik dengan macet di jalur utama. Sebaiknya, Anda bisa berkendara menggunakan jalur alternatif, seperti Jalur Pansela ketika Jalur Pantura selalu macet. Menghindari kemacetan di jalur utama seperti tol di pesisir utara Pulau Jawa, juga berarti menghindari keramaian dengan orang lain, terutama di rest area.
Selain itu, ada banyak tempat wisata yang tidak begitu ramai di jalur alternatif sebagai pilihan mudik.
Baca Juga: Mudik Lewat Jalur Pansela? Sempatkan ke Berbagai Tempat Wisata Ini
Baca Juga: Histori Mudik yang Memperparah Pagebluk di Zaman Hindia-Belanda
Baca Juga: Tradisi Ottoman dalam Merayakan Akhir Ramadan dan Momen Lebaran
Setelah tiba di kampung halaman, pastikan kendaraan Anda selalu diberi disinfektan. Tidak hanya Anda yang menaiki kendaraan Anda, mungkin anggota keluarga akan ikut menumpang untuk bertemu dengan sanak keluarga lain, atau berangkat untuk salat Idulfitri. Maka, kesterilan kendaraan harus dijaga guna melindungi diri sendiri dan keluarga besar Anda di kampung halaman.
Bila Anda hendak berwisata bersama keluarga, Laura mengimbau untuk memilih tempat wisata yang terdekat dengan area terbuka.
"Masyarakat perlu waspada apabila mengunjungi tempat wisata yang banyak dikunjungi orang namun mengabaikan protokol kesehatan," terangnya. "Pada intinya, semua kegiatan yang dilakukan saat lebaran tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat."
Kurangi kontak fisik, terutama saat menerima angpau/THR
Saat hari raya Idulfitri tiba, sebaiknya Anda tetap mematuhi protokol kesehatan—yang sebenarnya peringatan itu ada di mana-mana—dengan menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan.
Anda tidak tahu apa yang dibawa tubuh, pakaian, dan barang Anda ketika mudik. Untuk mencegah penularan, sebaiknya Anda meminimalisasi kontak fisik seperti salam tinju tangan atau dengan siku—gaya baru yang berkembang sejak COVID-19 mewabah.
Jika kontak fisik tidak bisa dihindari, Anda bisa menyiapkan penyanitasi tangan. Pastikan saat menggunakannya, jangan sampai menyinggung perasaan orang yang berkontak fisik dengan Anda.
Ketika salat Idulfitri dilaksanakan, bagus jika Anda ada di dalam jemaat yang menjaga jarak. Apabila jemaat tidak menerapkannya—karena saf yang harus terisi penuh dan rapat—kenakan selalu masker dan gunakan perlengkapan ibadah Anda sendiri.
Lebaran Idulfitri juga identik dengan berbagi angpau atau THR oleh anggota keluarga dewasa kepada anak-anak. Alih-alih memberikan angpau secara tunai, Anda bisa menggunakan pembayaran ke dompet digital atau ke rekening tabungan mereka untuk mengurangi kontak fisik.
Pengurangan kontak fisik juga termasuk dengan melakukan silatruahmi dengan waktu singkat. "Lebih baik melakukan silaturahmi di luar rumah dan jangan berbincang tanpa menggunakan masker dalam waktu yang lama," imbau Laura.
Konsumsi santapan bergizi dan bervitamin
Tidak hanya COVID-19, ada banyak penyakit lainnya yang mengintai Anda dan keluarga dari tempat tidak terduga. Karena lebaran identik dengan makanan, pastikan sajian yang dipersiapkan kaya akan vitamin dan gizi yang cukup agar tercegah dari penyakit.
Anda bisa menyertakan buah-buahan dan sayuran seperti jeruk, stroberi, bungkul, kentang, atau cabai hijau. Buah-buahan dan sayuran tersebut kaya dengan vitamin C yang berguna untuk memperkuat sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
Sajian berupa sarden, jamur, telur, salmon, dan susu, juga jangan sampai terlewat. Sebab, makanan ini mengandung vitamin D yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan virus.
Zinc sangat dibutuhkan pada tubuh kita, terutama sejak pandemi COVID-19. Anda bisa memasukkan beberapa yang mengandung zinc seperti daging sapi, kepiting, tiram, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Menurut penelitian di Frontiers in Immunology tahun 2020, zinc dapat mencegah seseorang yang terinfeksi COVID-19 yang sangat parah. Sebab, zinc mengandung mineral yang memengaruhi sel dan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus.
Anda juga bisa menyediakan suplemen vitamin atau zat lainnya yang berguna untuk memperkuat kekebalan tubuh.