Nationalgeographic.co.id—Kanker prostat menjadi salah satu kanker yang menyerang para pria. Lebih dari 11.900 pria meninggal akibat kanker prostat di Inggris terjadi setiap tahunnya.
Menurut para ahli, kematian karena kanker prostat berpotensi untuk dicegah jika pria tidak kelebihan berat badan. Dilansir dari Sky News, pria perlu mengurangi lima poin dari skor indeks massa tubuh (BMI) mereka untuk memangkas statistik suram ini.
Obesitas telah dikaitkan dengan 13 kanker lain termasuk lambung, hati, pankreas dan ginjal. Hubungan antara kanker prostat dengan berat badan baru mulai diekplorasi oleh para ilmuwan. Melihat data sebelumnya terkait topik itu dan menambahkannya pada penelitian baru, para ahli meneliti 218.237 pria yang terdaftar dalam studi Biobank UK.
Ratusan ribu pria yang terdaftar ini data mengenai BMI, lingkar pinggang dan rasio pinggang-pinggulnya diambil. Mereka kemudian dipantau selama rata-rata 12 tahun. Didapati sebanyak 661 pria meninggal akibat kanker prostat selama masa follow-up.
Studi ini telah dipublikasikan di laman BMC Medicine dengan judul Adiposity and risk of prostate cancer death: a prospective analysis in UK Biobank and meta-analysis of published studies pada 5 Mei 2022. Setelah menganalisis data kesehatan pada mereka yang meninggal, dan membandingkannya dengan mereka yang hidup, para peneliti menemukan untuk setiap lima poin tambahan pada skor BMI pria, mereka mendapati tujuh persen lebih mungkin meninggal karena kanker prostat.
Selain itu, mereka juga memiliki risiko 6 persen lebih tinggi meninggal akibat kanker prostat untuk setiap tambahan 10 sentimeter di lingkar pinggang mereka. Peneliti juga melakukan analisis penelitian terdahulu yang meneliti informasi hampir 20.000 pria yang meninggal akibat kanker prostat.
Studi-studi ini menunjukkan bahwa untuk setiap lima poin tambahan pada skor BMI pria, mereka 10 persen lebih mungkin meninggal karena kanker prostat. Lalu, ukuran pinggang tambahan 10 sentimeter membawa risiko 7 persen lebih tinggi. Sementara mekanisme di balik temuan ini masih belum diketahui, para peneliti mengatakan penelitian tersebut masih menyarankan pria harus mencoba untuk menjaga berat badan yang sehat.
"Mengetahui lebih banyak tentang faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker prostat adalah kunci untuk mencegahnya," kata Dr. Aurora Perez-Cornago, dari Universitas Oxford, yang memimpin penelitian tersebut.
Baca Juga: Obat Cacing Ternyata Bisa Menjadi Obat Kanker Usus dan Kanker Prostat
Baca Juga: Sering Menahan Kencing? Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh Anda
Baca Juga: Jangan Diabaikan! Inilah 10 Gejala Bahwa Ginjal Anda Bermasalah
Baca Juga: Ke Mana Perginya Lemak yang Terbakar Saat Berolahraga?
"Usia, riwayat keluarga, dan etnis kulit hitam diketahui sebagai faktor risiko tetapi tidak dapat diubah, jadi penting untuk menemukan faktor risiko yang mungkin diubah,” lanjutnya.
Lebih lanjut, para peneliti mengatakan bahwa pria berusia 55 hingga 64 tahun memiliki skor BMI rata-rata 28,9 yang menggolongkan mereka sebagai kelebihan berat badan. Para pemimpin kesehatan global merekomendasikan pria harus memiliki lingkar pinggang 92 sentimeter.
Lingkar pinggang digunakan sebagai ukuran obesitas, serta skor BMI, karena menunjukkan jumlah lemak yang menumpuk di sekitar organ seseorang. Manajer senior informasi kesehatan di Cancer Research UK, Karis Betts mengatakan temuan ini dapat membantu para ilmuwan memulai membongkar mekanisme kanker prostat dan obesitas.
“Membantu mereka untuk lebih memahami siapa yang berisiko lebih tinggi terkena dan meninggal akibat penyakit ini,” ungkap Karis Betts.
Sementara itu, Simon Grieveson, dari Prostate Cancer UK turut mengomentari penelitian tersebut. Dia mengatakan bahwa meskipun hasilnya "menarik", penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya hubungan biologis antara obesitas dan kanker prostat.
"Penting untuk diingat kanker prostat dapat menyerang pria dari segala bentuk dan ukuran," katanya.