Nationalgeographic.co.id - Kanker usus dan kanker prostat adalah penyakit yang sering menyerang pria. Cara mengobatinya hampir sama dengan pengobatan kanker lain pada umumnya, yaitu dengan kemoterapi dan radioterapi.
Namun, menurut studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature Chemical Biology, obat cacing juga bisa dikembangkan untuk melawan penyakit tersebut. Ini karena kandungan obat cacing dapat menekan pertumbuhan kanker.
Para ahli dari University of Bergen, mencoba melakukan eksperimen pada obat cacing nitazoxanida, yang biasanya digunakan ketika seseorang mengalami infeksi cacing pita. Lalu bagaimana obat cacing bisa menjadi obat kanker usus dan kanker prostat?
Baca Juga : 8 Museum yang Wajib Dikunjungi Saat Berlibur Ke Melaka di Malaysia
Di dalam tubuh manusia terdapat Beta-catenin, yaitu zat protein yang berperan dalam fungsi genetika. Pada orang yang mengalami kanker usus dan kanker prostat, zat tersebut terlalu aktif dalam menjalankan fungsinya sehingga merangsang sel-sel kanker lebih cepat tumbuh dan berkembang.
Zat ini pula lah yang membuat sel kanker menjadi lebih kebal terhadap obat yang diberikan sehingga kemoterapi tidak akan berdampak banyak.
Oleh sebab itu, dalam studi ini, peneliti mencoba untuk menghentikan zat tersebut dengan menggunakan obat cacing. Hasilnya, nitazoxanida terbukti mampu menekan aktivitas beta-catenin. Menurunnya tingkat aktivitas zat protein tersebut membuat sel kanker tidak mampu untuk berkembang dengan baik dan akhirnya pertumbuhan kanker pun terhambat.
Baca Juga : Suhu Semakin Meningkat, Lapisan Es Terbesar di Bumi Terancam Mencair
Tidak hanya menekan beta-catenin, obat cacing juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Pengobatan kemoterapi maupun radiasi yang dilakukan, dapat memberikan efek yang membuat tubuh menjadi lemah dan akhirnya proses pengobatan tidak dapat berlangsung dengan baik. Jika kekebalan meningkat, maka tubuh memiliki kekuatan lebih untuk menyerang sel kanker dan menahan efek samping dari kemoterapi.
Meskipun hasil studi membuktikan bahwa obat cacing bisa membantu pengobatan kanker dan berpotensi di masa depan, tetapi penelitian ini masih harus diteliti dan diuji coba lebih lanjut.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR