Hati-hati Ada Jamur Resistan Obat dalam Kompos! Ketahui Pencegahannya

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 10 Mei 2022 | 09:00 WIB
Membuat kompos adalah cara mudah untuk mengurangi limbah rumah tangga, tetapi berhati-hatilah karena ada jamur yang sporanya berbahaya bagi kesehatan. (Pxhere)

Nationalgeographic.co.id—Bagi rumah tangga yang sadar lingkungan, mengumpulkan kompos adalah praktik yang lazim. Manfaatnya tidak hanya membuat pupuk alami untuk mengurangi limbah, tetapi bahan organiknya menambah nutrisi berharga pada tanah dan bahkan menekan patogen berbahaya yang berkembang biak.

Masalahnya, sekarang terdapat temuan bahwa ada jamur yang resistan terhadap obat. Jamur ini dapat tumbuh di kompos dan, bahayanya, bisa menginfeksi manusia jika sporanya terhirup. Laporan itu diterbitkan di jurnal Nature Microbiolgy pada 25 April 2022.

Jamur itu adalah Aspergillus fumigatus. Jamur ini merupakan patogen yang umum dan telah menginfeksi banyhak orang di seluruh dunia. Awalnya, menurut penelitian tahun 2018 di jurnal Clinical Infectious Diseases, ada obat untuk penawarnya. Tetapi belakangan A. fumigatus justru lebih kuat melawan obat ini, sehingga berbahaya terutama bagi pasien leukemia.

Jamur sudah ada dalam sejarah Bumi, sehingga sulit untuk mencegahnya tumbuh, termasuk dalam pengomposan. Melansir dari Popular Science, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengurangi tumbuhnya jamur yang berbahaya bagi kesehatan.

Ketahuilah mana limbah yang dapat dikomposkan dan yang tidak.

Memilah barang yang bisa dikompos bisa membantu menjaga tempat sampah jadih lebih bersih. Anda bisa menggunakan dua tempat sampah berbeda untuk jenis limbah yang berbeda pula. Limbah untuk kompos juga harus ditentukan jumlah airnya.

Limbah organik seperti buah-buahan, sayuran, ampas kopi, potongan rumput, kantong teh, dan kulit telur, daun, rambut, dan hiasan pekarang bunga adalah satu kelompok. Mereka menyediakan nitrogen yang akan memicu fotosintesis dan pertumbuhan tanaman.

Untuk mendapatkan sumber karbon untuk kompos Anda, gunakan daun-daun mati, ranting-ranting kering, kulit kacang, koran, karton, jerami, dan abu kayu. Semua itu memiliki karbon yang menjadi bahan penyusun sel sumber energi di dalam tanah.

  

Baca Juga: Kurangi Beban Bumi, Menyulap Sisa Makanan Menjadi Pupuk Kompos

Baca Juga: Enzim Ini Dapat Mendaur Ulang Botol Plastik dalam Hitungan Jam

Baca Juga: Menilik Sejarah Kompos, Emas Hitam Solusi Mengatasi Limbah Makanan

    

Namun ada beberapa bagian tumbuhan yang tidak bisa dijadikan kompos, Anda harus mengetahuinya. Salah satunya adalah pohon kenari hitam, baik daun, ranting, maupun cabangnya dapat melepaskan zat beracun yang dapat merusak kebun Anda.

Produk susu, lemak, sisa hewan dan ikan, maupun telur, atau semua yang tidak berbau enak jangan digunakan sebagai kompos. Sebab, limbah seperti ini dapat mengundang hewan pengerat dan pembusuk seperti lalat.

Kotoran hewan peliharaan, terutama yang sakit, juga jangan dijadikan kompos karena dapat mengundang penyakit dan parasit.

Efektifkan kebutuhan kompos Anda

Potong dan cabik-cabik semua bahan kompos Anda. Cara ini dapat membuat mikroorganisme menempel dan menguraikan bahan alami lebih cepat.

Pertimbangkan juga ukuran wadah. Wadah yang lebih kecil dapat menahan panas yang dihasilkan selama pengomposan, sedangkan yang lebih besar mempersulit udara untuk mencapai mikroba internal. Tambahkan air saat musim kemarau agar dapat menopang mikroba untuk membantu proses dekomposisi.

Jika perlu, ukur suhunya agar kompos tidak cepat rusak. Paling tidak kompos harus disimpan pada suhu 40 derajat Celsius selama lima hari.

Mikroorganisme menghasilkan panas saat mereka menguraikan bahan organik. Suhu tinggi juga dapat menghancurkan larva lalat, benih gulma (tanaman yang tidak diinginkan), dan beberapa patogen yang sensitif.

Jaga kebersihan dan kesehatan

Cornell Waste Management Institute merekomendasikan beberapa langkah utama yang perlu dilakukan ketika mengompos. Pertama, kebersihan yang baik seperti mencuci tangan, hindari wajah, dan pembelajaran keterampilan kebersihan untuk anak-anak. Hal ini dapat mengurangi risiko mikroorganisme kompos memapari Anda dengan ragam penyakit.

Jangan lupa gunakan masker, jika perlu jenis Resporator N95 yang dapat mencegah masuknya partikel kecil.

Anda juga perlu mewanti-wanti bila spora A. fumigatus masuk ke dalam rumah akibat udara. Caranya, pertahankan tingkat kelembapan yang rendah dan bersihkan kamar mandi dengan pembunuh jamur. Jagalah jendela Anda agar tidak selalu terbuka, atau gunakan penyaring sehingga tidak ada spora jamur yang masuk.

Ketahui kondisi kesehatan Anda. Orang yang sering berkebun berisiko tinggi terpapar, sehingga disarankan untuk menghindari pengomposan, atau berhat-hati saat menangani. Dan, terakhir, kuatkan kekebalan tubuh Anda agar tidak terinfeksi.