Ketakutan Membabi Buta pada Penyihir Bunuh Ribuan Orang Tak Bersalah

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 14 Mei 2022 | 14:00 WIB
Ketika sains terus berkembang dan takhayul menghilang, mungkin ketakutan akan penyihir baru bisa benar-benar hilang. (Tompkins Harrison Matteson/Peabody Essex Museum)

Cobaan berkurang

Pengadilan sihir di kedua sisi Atlantik mulai surut sebagian besar setelah abad ke-18. Namun pengadilan penyihir Salem kedua terjadi hingga 14 Mei 1878. Saat itu seorang ilmuwan Kristen dituduh melakukan hipnotisme.

Tidak semua penyihir adalah wanita. Seorang pengikut Mary Baker Eddy dari ilmuwan Kristen, Daniel Spofford membantu menyembuhkan seorang cacat berusia 50 tahun, Lucretia Brown. Tulang punggung Brown terluka saat ia masih kecil.

Pada awalnya Brown mengeklaim pengetahuan ilmuwan Kristen telah menyembuhkannya. Namun ketika kambuh, dia menuduh Spofford menggunakan ‘mesmerisme’ atau hipnotisme, untuk memengaruhi kesehatannya secara negatif. Pengadilan tersebut menjadi pengadilan sihir terakhir Salem, yang berlangsung pada 14 Mei 1878, hampir dua abad setelah histeria sihir yang asli.

Levy mengungkapkan, “Kepercayaan pada ilmu sihir tetap ada bahkan hingga abad ke-20.” Selama Perang Dunia II, New Forest Coven, sekelompok penyihir yang diduga berkumpul di Highcliffe-by-the-Sea, Inggris, untuk membacakan mantra pada Adolf Hitler pada 1 Agustus 1940. Tujuan kelompok itu adalah mengucapkan mantra untuk melindungi Kepulauan Inggris dari invasi Nazi. Ritual ini dikenal sebagai Operasi Kerucut Kekuasaan.

Di seluruh dunia saat ini, ketakutan tentang sihir dan kekuatan gaib belum sepenuhnya hilang. Di Amerika Serikat, "Kepanikan Setan" tahun 1980-an dan 90-an membangkitkan teori konspirasi tak berdasar. Juga tuduhan penyalahgunaan ritual ilmu hitam di seluruh negeri saat itu.

Pada awal 2000-an, ketakutan akan sihir memicu kekerasan dan kematian di negara-negara seperti Papua Nugini dan Nigeria.

Ketika sains terus berkembang dan takhayul menghilang, mungkin ketakutan akan penyihir baru bisa benar-benar hilang.