Pendidikan di Indonesia Tertinggal dari Negara-Negara Tetangga

By Utomo Priyambodo, Selasa, 24 Mei 2022 | 14:00 WIB
Seorang ibu mengantar anaknya yang berangkat sekolah bersama teman-temannya dengan menyusuri rel. Anak-anak muda di Indonesia mewakili kemungkinan yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi. Namun, masalah pendidikan dapat mengganggu tujuan itu. (Hafidz Novalsyah/National Geographic Traveler)

Menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem Makarim, mengatakan kepada surat kabar Kompas bahwa hasil PISA "tidak boleh dikemas sebagai kabar baik." Dia mengumumkan minggu ini bahwa ujian nasional negara itu akan dikerjakan ulang untuk menguji siswa pada keterampilan matematika, membaca, dan menulis.

  

Baca Juga: Reformasi Pendidikan Buat Finlandia Memiliki Mutu Pendidikan Terbaik

Baca Juga: Sistem Among ala Taman Siswa Jadi Identitas Pendidikan Pribumi

Baca Juga: Generasi Vesala, Saksi Seabad Perjalanan Pendidikan Finlandia

Baca Juga: Sejarah Permainan Monopoli, Jadi Alat Pendidikan di Zaman Dulu

   

Matematika adalah mata pelajaran PISA yang sulit bagi siswa Indonesia. Hanya satu persen dari mereka yang diuji mendapatkan hasil tingkat tertinggi. Ini sangat kecil jika dibandingkan dengan 44 persen di Tiongkok daratan dan 37 persen di Singapura.

Beberapa sumber belajar matematika dan sains di Indonesia telah ditata ulang untuk mendukung mata pelajaran lain, seperti agama. Hampir dua pertiga sekolah menengah di negara itu adalah sekolah swasta dan menawarkan pendidikan Islam. Sebuah studi tahun 2017 melaporkan, para siswa di sekolah-sekolah ini umumnya mendapat nilai ujian yang lebih rendah daripada para siswa di sekolah-sekolah non-agama.

Sementara itu, ada satu area di mana para siswa Indonesia mendapat nilai tinggi. 91 persen dari para siswa yang melaporkan "kadang-kadang atau selalu merasa bahagia", mendapat enam poin lebih tinggi dari rata-rata dunia. Barangkali, proses pendidikan yang menyenangkan adalah kunci!