Perubahan Iklim dan Naiknya Suhu Kyoto Bikin Sakura Mekar Lebih Awal

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 25 Mei 2022 | 13:00 WIB
Di Kuil Kyoto Hirano, Jepang, pemandangan mekarnya bunga sakura di musim semi pada malam hari sepert (Zika Zakiya)

Baca Juga: Menguak Ninja di Jepang: Artefak Senjatanya Berusia 430 Tahun

Baca Juga: Histori Kengerian Imbas dari Laut Jepang yang Tercemar Merkuri

Baca Juga: Perubahan Iklim Cenderung Mengurangi Jumlah Tidur Orang per Tahun

Baca Juga: Akibat Perubahan Iklim, Pepohonan Tropis Mati Dua Kali Lebih Cepat

  

"Mekarnya bunga sakura musim semi adalah peristiwa budaya yang signifikan di Jepang. Di Kyoto, tanggal mekar penuh bunga sakura telah diteliti sejak sekitar 1.200 tahun yang lalu, dan tanggal mekarnya pada tahun 2021 adalah yang paling awal diketahui dalam catatan," lanjutnya.

"Penelitian ini mendemonstrasikan penerapan baru dari rangkaian data fenologi bunga yang sudah berjalan lama di Kyoto."

Kyoto adalah salah satu kota di Jepang yang sangat menarik dikunjungi turis, terutama untuk melihat mekarnya bunga sakura atau hanami. Kota ini sudah mempertimbangkan tentang perubahan iklim lewat pemberlakuan Protokol Kyoto pada bulan Desember 1997 yang bertujuan mengurangi timbulnya pemanasan global dengan mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Hanami dirayakan lewat festival ikonis di musim semi Jepang. Memahami waktu mekarnya bisa berpengaruh pada Jepang untuk ekonomi lokal yang biasanya ramai pada festival ini. Selain itu, memahami kepekaan fenologi pohon terhadap kenaikan suhu juga punya efek langsung yang bisa dirasakan oleh pertanian tanaman dan pengelolaan lahan di negara ini, terang para peneliti.