Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan di India melaporkan telah menemukan spesies baru tokek macan tutul dari genus Eublepharis. Tokek tersebut hidup di hutan negara bagian Odisha dan Andhra Pradesh di India.
Spesies tersebut termasuk spesies yang terancam punah dan kerap ditangkap untuk diperjualbelikan sebagai peliharaan secara ilegal. Penemuan tersebut telah dirincikan di jurnal Evolutionary Systematics dengan judul "Description of a new species of leopard geckos, Eublepharis Gray, 1827 from Eastern Ghats, India with notes on Eublepharis hardwickii Gray, 1827" belum lama ini.
Seperti diketahui, Eublepharis adalah genus kecil dalam keluarga reptil Eublepharidae. Genus tersebut berisi 44 spesies dalam enam genera yang tersebar di beberapa bagian Amerika Utara dan Tengah, Afrika Barat dan Timur, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Kepulauan Malaya.
Keluarga ini terbentang dari daerah tropis hingga daerah beriklim sedang yang menunjukkan distribusi terputus antarbenua yang luar biasa. Famili ini kurang beragam dibandingkan dengan famili tokek gekkotan lainnya dan relatif kurang dipelajari di habitat aslinya, terutama anggota genus Eublepharis.
Genus ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1827. Saat ini, genus ini diwakili oleh tujuh spesies yang lima di antaranya diketahui dari India dan merupakan genus yang paling sedikit dimasukan dalam hal taksonomi dengan beberapa pengecualian.
Salah satu dari tiga garis keturunan ini terkait dengan Eublepharis hardwickii, spesies yang tersebar di Ghats Timur utara dan sebagian Jharkhand dan Benggala Barat selatan.
Ilmuwan mendeskripsikan spesies tersebut dan menyatakan bahwa spesimen tersebut berasal dari Chittagong (Bangladesh). Deskripsi tersebut kemungkinan besar merupakan kesalahan karena spesies tersebut belum pernah tercatat dari Bangladesh.
Spesies yang baru ditemukan kemudian diberi nama Eublepharis pictus. Panjangnya 11,7 cm (4,6 inci) dan lebih menyukai hutan cemara kering yang dicampur dengan semak belukar dan padang rumput.
Eublepharis pictus merupakan 'sepupu' dari garis keturunan Eublepharis hardwickii Gray yang ditemukan pada tahun 1827. Hal tersebut diketahui berdasarkan studi filogenetik molekuler baru-baru ini dari genus Eublepharis Gray.
"Kami menilai kembali taksonomi Eublepharis hardwickii berdasarkan bahan museum sehubungan dengan studi filogenetik molekuler dan hasil mendukung pengenalan dua spesies yang tersebar di kedua sisi Sungai Brahmani," tulis peneliti dalam laporannya.
Deskripsi ulang Eublepharis hardwickii disajikan berdasarkan holotipe dan bahan museum tambahan bersama dengan deskripsi spesies baru, Eublepharis pictus dari Andhra Pradesh dan Odisha.
Kehadiran garis keturunan lain yang berbeda dalam kedekatan geografis yang begitu dekat di Ghats Timur utara menyoroti pentingnya hutan peninggalan ini dan menganjurkan perlunya prioritas konservasi.
Peneliti utama, Zeeshan Mirza mengatakan, bahwa Eublepharis pictus sangat aktif di malam hari dan telah diamati secara aktif mencari makan di sepanjang jalan setapak di hutan setelah senja. Mirza merupakan ilmuwan dari National Centre for Biological Sciences in Bangalore dan Chandrashekaruni Gnaneswar of the Madras Crocodile Bank Trust.
Baca Juga: Sebagian Serangga dan Hewan Rutin Berganti Kulit, Ini Alasannya
Baca Juga: Bukan Hanya Manusia, Tokek pun Juga Dikirim Menuju Luar Angkasa
Baca Juga: Tokek Ini Ditemukan Terjebak Dalam Ambar Selama Seratus Juta Tahun
Baca Juga: Nama Tokek Sangat Gesit Temuan Baru Terinspirasi Nama Jackie Chan
"Saat mencari makan, spesies ini telah diamati menjilati permukaan saat bergerak, kemungkinan lidah digunakan sebagai organ sensorik."
Menurut para peneliti, Eublepharis pictus diketahui berada di luar kawasan lindung. Sehingga sebagian besar tokek leopard ini terbunuh saat ditemui dan kesadaran tentang spesies yang tidak berbahaya akan bermanfaat bagi spesies tersebut.
"Berdasarkan kriteria prioritas konservasi International Union for Conservation of Nature (IUCN), kami mengusulkan untuk mendaftarkan Eublepharis pictus dan Eublepharis hardwickii sebagai Hampir Terancam sambil menunggu informasi lebih lanjut tentang perkiraan populasi lokal, terutama di kawasan lindung," kata para peneliti.
"Spesies ini dikumpulkan untuk perdagangan hewan peliharaan dan bahkan sekarang dapat diselundupkan secara ilegal. Daftarnya sebagai Hampir Terancam dapat berkontribusi dalam meminimalkan perdagangan ilegal."