Heinrich Himmler, Sosiopat Brutal nan Cerdik Perancang Holocaust

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 18 Juni 2022 | 14:00 WIB
Jutaan orang, sebagian besar orang Yahudi, dibunuh oleh Jerman Nazi di kamp. (Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id - Di antara elit Nazi, hanya sedikit, yang hidupnya benar-benar dipenuhi dengan kejahatan. Salah satunya adalah Heinrich Himmler.

Dia adalah pemimpin SS dan Nazi Jerman yang paling fanatik. Ia menutup mata pada pelaksanaan kamp konsentrasi dan banyak genosida terhadap Soviet selama perang.  

Sosiopat brutal nan cerdik ini menjadi perancang elemen paling keji dari Nazi yaitu Holocaust.

Heinrich Himmler: kehidupan awal

Heinrich Himmler lahir pada 7 Oktober 1900 di tengah kemewahan. Keluarganya adalah penganut Katolik Roma yang taat dan sangat konservatif. Himmler muda adalah seorang anak rajin belajar yang berprestasi baik di sekolah. Selama mengenyam pendidikan, ia pun berhubungan baik dengan orang Yahudi.

Selama Perang Dunia Pertama, ia bergabung dengan Korps Kadet Landshut dan dilatih untuk menjadi perwira. Karena masih belum lulus, ia tidak bertempur selama Perang Dunia Pertama.

Gagal bergabung dengan militer, Himmler bertemu Ernst Röhm, anggota awal Partai Nazi. “Di titik inilah Himmler menjadi lebih anti-Semit,” ungkap Greg Beyer dilansir dari laman The Collector. Ia tampaknya terobsesi dengan pertanyaan filosofis mengenai ras dan pragmatis berurusan dengan "Pertanyaan Yahudi".

Himmler bergabung dengan partai Nazi

Pada Agustus 1923, Heinrich Himmler bergabung dengan NSDAP dan bahkan ikut serta dalam Putsch Beer Hall Munich. Meski terlibat, dia lolos dari penahanan karena kurangnya bukti. Setelah kudeta yang gagal dan karena ekonomi Jerman yang jatuh, ia terpaksa tinggal bersama orang tuanya. Hidupnya menjadi sulit dan penuh perjuangan. Ini membuat Himmler menjadi orang yang mudah tersinggung, semakin marah dengan keadaan.

Ketertarikannya pada ras, okultisme membuatnya meninggalkan iman Katolik dan beralih ke mistisisme.

Setelah penangkapan Hitler, Himmler memanfaatkan kekacauan untuk mengonsolidasikan posisinya dan naik melalui jajaran Partai Nazi. Pada tahun 1925, pada reformasi Partai Nazi, Himmler bergabung dengan Schutzstaffel (SS), yang bertugas melindungi Hitler. Sebagai Wakil Kepala Propaganda, Himmler memiliki banyak kebebasan untuk menjalankan berbagai hal sesukanya. Dia mendirikan birokrasi yang kompleks dan mulai mencatat musuh-musuh Partai Nazi, termasuk Yahudi dan Freemason.

Pada September 1927, Himmler memaparkan idenya untuk mengubah SS menjadi unit elit yang murni secara ras. Hitler terkesan dengan visi Himmler dan mengangkatnya sebagai Wakil Reichsführer-SS, dengan pangkat SS-Oberführer.

Himmler dan bangkitnya SS

Ketika komandan SS Erhard Heiden mengundurkan diri, Himmler menjadi Reichsführer-SS yang baru. Dalam setahun, keanggotaannya bertambah dari 390 orang menjadi sekitar 3.000 orang.

Dengan peningkatan kekuatan Partai Nazi yang luar biasa, Himmler juga makin memperkuat SS. Pada tahun 1933, jumlah anggotanya mencapai 52.000. Semua anggota ini dipilih secara khusus karena kualitas ‘Arya’ mereka.

 Baca Juga: Tahanan Ini Diminta Pilih Eksekusi Mati Suntik atau dengan Gas Nazi

 Baca Juga: Sousa Mendes dan Kisah Heroiknya, Selamatkan Ribuan Jiwa dari Nazi

 Baca Juga: Satu-Satunya Orang Jerman yang Dihargai oleh Hitler dan Kennedy

Terobsesi dengan ras, ia memiliki catatan silsilah anggota SS. Ia juga membuat rencana penambahan keturunan anak-anak Arya dari sekelompok orang yang dipilih khusus. Semua orang pilihan ini memenuhi standar Arya.

Pada bulan Maret 1933, Himmler mendirikan kamp konsentrasi resmi pertama di Dachau. Kamp itu digunakan sebagai kamp kerja dan menjadi model bagi semua kamp masa depan. Kamp-kamp itu akhirnya menjadi rumah tidak hanya bagi lawan politik tetapi juga bagi penjahat, gelandangan. Siapa pun yang dianggap tidak diinginkan layak masuk kamp tersebut.

Perang Jerman melawan kekuatan barat di Eropa

Selama perang Jerman melawan kekuatan barat di Eropa, Himmler merancang Generalplan Ost. Ia menyerukan penaklukan negara-negara timur, yaitu negara-negara Baltik, Polandia, Belarusia, dan sebagian Ukraina. Upaya ini membuat penduduknya dideportasi atau kelaparan dan membuat 31 juta orang yang tinggal di daerah tersebut mati kelaparan. “Semua ini dilakukan agar Jerman bisa menguasai dan tinggal di daerah-daerah itu lagi,” tambah Beyer.

Himmler bahkan secara terbuka menyatakan, “Ini akan menjadi perjuangan rasial yang sangat kejam. 20 hingga 30 juta orang Slavia dan Yahudi akan binasa melalui aksi militer dan krisis pasokan makanan.”

Kamp konsentrasi didirikan di daerah taklukan, dan banyak tahanan ditembak, digas, atau mati kelaparan.

Otak dari Holocaust

Di Minsk, pada tahun 1941, Himmler menghadiri penembakan 100 orang Yahudi. Pengalaman itu membuatnya mual. Ia mengkhawatirkan efek mengeksekusi orang dengan cara ini pada moral pasukannya. Akibatnya, Auschwitz diperluas dengan penambahan kamar gas untuk mempercepat genosida. Pada Juli 1942, Himmler mengunjungi fasilitas tersebut dan terkesan dengan efisiensinya.

Bukan hanya orang Yahudi yang menjadi sasaran pemusnahan di kamp-kamp ini. Roma juga menjadi sasaran, sebagian besar diinternir dan dibunuh di Auschwitz atau Dachau. Himmler membenarkan pembunuhannya atas jutaan orang dengan keyakinannya yang kuat pada hierarki rasial. Setelah pemusnahan orang Yahudi dan ras lain, Himmler ingin ‘membiakkan’ ras Arya Nordik murni.

Hampir 6 juta orang dimusnahkan di kamp konsentrasi dan pemusnahan.

Akhir perang

Setelah D-Day, semakin jelas bahwa Jerman kalah perang, didorong mundur di Front Barat dan Timur. Himmler diberi peran pembentukan Volkssturm, milisi wajib militer laki-laki antara usia 16 dan 60.

Kurangnya pelatihan dan peralatan adalah masalah utama, dan 175.000 meninggal di bulan-bulan terakhir perang. Hitler percaya bahwa Volskssturm akan memulai pemberontakan rakyat melawan penjajah.

Meskipun Himmler kurang pengalaman militer, Hitler menunjuknya dengan tugas menghentikan serangan Vistula-Oder Soviet. Sebagai kepala Grup Angkatan Darat Vistula, Himmler menunjukkan ketidakmampuan yang parah. Ia gagal membuat rencana pertempuran yang konkret.

Hampir tidak pernah meninggalkan markas komandonya, Himmler selalu memesan pijat setiap pagi sebelum mulai bekerja. Setelah makan siang, dia akan tidur siang yang panjang. “Akibatnya, hubungan pribadinya dengan Hitler pun memburuk,” ungkap Beyer.

Saat perang hampir berakhir, Himmler mencoba menegosiasikan kesepakatan damai terpisah dengan Sekutu Barat. Dia mengeklaim bahwa krematorium dibangun untuk membuang narapidana yang telah meninggal karena epidemi tifus. Akan tetapi ketika kamp-kamp diperiksa, ia ketahuan berbohong atas klaimnya itu.

Himmler berusaha menghindari penangkapan, tetapi usahanya tidak terlalu terencana sehingga ia dapat ditanggap dengan cepat. Dia menggigit pil sianida selama interogasi dan meninggal dalam waktu 15 menit.

Heinrich Himmler: bagian penting dari kepemimpinan Nazi

Himmler tidak diragukan lagi salah satu orang paling jahat dalam kepemimpinan Nazi. Dia kreatif, cerdas, brutal, dan sosiopat yang sadis. Dalam banyak hal, Himmler membentuk partai Nazi dan perilaku Jerman selama Perang Dunia Kedua. Tanpanya, Holocaust dan pembunuhan brutal mungkin tidak akan terjadi seperti yang mereka lakukan saat itu.