Usia Fosil dari 'Tempat Lahir Manusia' Lebih Tua Dari Perkiraan

By Ricky Jenihansen, Jumat, 1 Juli 2022 | 16:00 WIB
Gua Sterkfontein yang disebut 'Cradle of Humankind' atau 'Tempat Lahir Manusia'. (Justin Lee)

Nationalgeographic.co.id—The 'Cradle of Humankind' atau 'Tempat Lahir Manusia' adalah Situs Warisan Dunia UNESCO di Afrika Selatan yang terdiri dari berbagai deposit gua yang mengandung fosil, termasuk di Gua Sterkfontein. Kronologi dan taksonomi hominin purba yang ditemukan di sana telah lama menjadi kontroversi dan menimbulkan perdebatan.

Hominin mencakup manusia dan kerabat leluhur kita, tetapi bukan kera besar lainnya. Sterkfontein menjadi terkenal dengan ditemukannya Australopithecus dewasa pertama pada tahun 1936.

Sejak saat itu, ratusan fosil Australopithecus telah ditemukan di sana, termasuk Mrs. Ples yang terkenal dan kerangka yang hampir lengkap yang dikenal sebagai Little Foot.

Ahli paleoantropologi telah mempelajari Sterkfontein di 'Tempat Lahir Manusia' selama beberapa dekade untuk menjelaskan evolusi manusia dan lingkungan selama 4 juta tahun terakhir.

Tapi sekarang, penelitian baru dari ilmuwan Purdue University menemukan bahwa beberapa usia fosil yang ditemukan di situs itu mungkin lebih dari satu juta tahun, jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.

Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences dengan judul "Cosmogenic nuclide dating of Australopithecus at Sterkfontein, South Africa" baru-baru ini dan dapat diakses bebas secara daring.

Darryl Granger, seorang profesor ilmu bumi, atmosfer, dan planet di Fakultas Sains Purdue University, adalah salah satu dari ilmuwan tersebut, yang bekerja sebagai bagian dari tim internasional. Granger berspesialisasi dalam penanggalan endapan geologis, termasuk yang ada di gua.

Ia menemukan metode untuk penanggalan sedimen gua yang terkubur yang sekarang digunakan oleh para peneliti di seluruh dunia. Pada penelitian ini, para ahli geologi tersebut telah mengembangkan metode penanggalan baru yang dapat membuktikan bahwa usia beberapa fosil yang ditemukan di situs Gua Sterkfontein lebih dari satu juta tahun.

Temuan tersebut akan membuat mereka lebih tua dari fosil Dinkinesh, juga disebut Lucy, fosil Australopithecus paling terkenal di dunia. "Sterkfontein memiliki lebih banyak fosil Australopithecus daripada di tempat lain di dunia. Tetapi sulit untuk mendapatkan tanggal yang tepat untuk mereka," kata Profesor Darryl Granger dari Purdue University dalam pernyataanya.

Rekonstruksi wajah forensik Australopithecus afarensis. (Cicero Moraes)

Mereka telah menemukan bahwa tidak hanya Little Foot, tetapi semua sedimen gua yang mengandung Australopithecus berumur sekitar 3,4 hingga 3,7 juta tahun, bukan 2-2,5 juta tahun seperti yang diteorikan oleh para ilmuwan sebelumnya.

Usia tersebut menempatkan fosil-fosil ini pada awal era Australopithecus, bukan mendekati akhir. Dinkinesh, yang berasal dari Ethiopia, berusia 3,2 juta tahun, dan spesiesnya, Australopithecus africanus, berusia sekitar 3,9 juta tahun.