Usia Fosil dari 'Tempat Lahir Manusia' Lebih Tua Dari Perkiraan

By Ricky Jenihansen, Jumat, 1 Juli 2022 | 16:00 WIB
Gua Sterkfontein yang disebut 'Cradle of Humankind' atau 'Tempat Lahir Manusia'. (Justin Lee)

Sterkfontein adalah sistem gua yang dalam dan kompleks yang menyimpan sejarah panjang pendudukan hominin di daerah tersebut. Memahami tanggal fosil di sini bisa jadi rumit, karena batu dan tulang berjatuhan ke dasar lubang yang dalam di tanah, dan ada beberapa cara untuk menentukan usia sedimen gua.

Di Afrika Timur, di mana banyak fosil hominin telah ditemukan, gunung berapi Great Rift Valley menghasilkan lapisan abu yang dapat diketahui usianya. Para peneliti menggunakan lapisan-lapisan itu untuk memperkirakan berapa umur sebuah fosil.

Di Afrika Selatan, terutama di gua, para ilmuwan tidak memiliki kemewahan itu. Mereka biasanya menggunakan fosil hewan lain yang ditemukan di sekitar tulang untuk memperkirakan usia mereka atau batu aliran kalsit yang tersimpan di dalam gua.

Tapi tulang bisa bergeser di dalam gua, dan batu alir muda bisa disimpan di sedimen tua, membuat metode itu berpotensi salah. Metode yang lebih akurat adalah dengan menentukan umur batuan yang sebenarnya di mana fosil ditemukan.

Matriks seperti batuan yang menyematkan fosil, yang disebut breksi, adalah bahan yang dianalisis Granger dan timnya.

Sekelompok Australopithecus afarensis. (Matheus Vieira.)

"Orang-orang telah melihat fosil hewan yang ditemukan di dekat mereka dan membandingkan usia fitur gua seperti flowstones dan mendapatkan rentang tanggal yang berbeda. Apa yang dilakukan data kami adalah menyelesaikan kontroversi ini. Ini menunjukkan bahwa fosil-fosil ini sudah tua, jauh lebih tua dari yang kita duga sebelumnya," kata Granger.

Granger dan tim menggunakan spektrometri massa akselerator untuk mengukur nuklida radioaktif di bebatuan. Mereka juga melakukan pemetaan geologis dan pemahaman mendalam tentang bagaimana sedimen gua terakumulasi untuk menentukan usia sedimen yang mengandung Australopithecus di Sterkfontein.

Mereka juga mempelajari apa yang disebut nuklida kosmogenik dan apa yang dapat mereka ungkapkan tentang usia fosil, fitur geologis, dan batuan. Nuklida kosmogenik adalah isotop yang sangat langka yang dihasilkan oleh sinar kosmik, partikel berenergi tinggi yang terus-menerus membombardir bumi.

   

Baca Juga: Fosil Manusia Modern Tertua di Etiopia Berusia 233.000 Tahun

 Baca Juga: Hasil Studi Fosil Manusia Purba, Denisova, Berusia 200.000 Tahun